Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Penasihat Bisnis Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (ABAC), meminta para pemimpin forum kerjasama ekonomi Asia Pasifik (APEC) menghilangkan kesenjangan yang masih menjadi hambatan utama pertumbuhan ekonomi di kawasan.
Melalui siaran pers yang diedarkan di pusat media Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) di Lima, Peru, Minggu (20/11), ABAC menyebutkan akses internet jadi salah satu kendala kesetaraan pertumbuhan ekonomi.
"Sampai hari ini hanya 43 persen penduduk dunia yang terkoneksi internet. Ini berarti masih ada sekitar 4,2 miliar penduduk yang tidak memiliki akses sambungan digital," tulis ABAC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, ABAC meminta para pemimpin ekonomi APEC untuk bekerja keras membangun infrastruktur digital yang bisa menjadikan kawasan Asia-Pasifik lebih efisien dan berdaya saing.
Dalam rekomendasinya, ABAC juga mendorong para pemimpin APEC mengeluarkan kebijakan yang mendukung sektor usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kaum perempuan, dan generasi muda.
"Butuh kebijakan yang signifikan untuk mendukung akselerasi integrasi ekonomi di kawasan sebagaimana dalam proposal Area Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (FTAAP) yang merupakan tujuan utama APEC," sebut ABAC.
Sektor UMKM, bagi ABAC, merupakan penggerak utama kewirausahaan dan ketenagakerjaan. Peran UMKM juga sangat penting dalam perdagangan dan invetasi di kawasan Asia Pasifik.
KTT APEC di Lima, dibuka oleh Presiden Pedro Pablo Kuczynski, Sabtu (19/11), dan dihadiri 21 pemimpin ekonomi, di antaranya Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
KTT APEC berakhir pada Minggu (20/11) yang ditandai dengan penyerahan kursi kepemimpinan dari Presiden Peru kepada Presiden Vietnam Tran Dai Quang yang akan menjadi tuan rumah pada 2017.
(antara/les)