Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi rawan pelemahan pada perdagangan hari ini, Kamis (15/12), dipicu ekspektasi penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menjelaskan, penguatan bursa saham global tertahan pada perdagangan kemarin setelah The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini. Ia merinci, indeks saham di Uni Eropa, Eurostoxx terkoreksi 0,77 persen di 3.211,71.
Sementara, di Wall Street, setelah menguat selama tujuh hari perdagangan berturut-turut, indeks Dow Jones melemah 0,60 persen di 19.792,53. Kemudian, indeks S&P dan Nasdaq masing-masing terkoreksi 0,81 persen dan 0,5 persen di 2.253,28 dan 5.436,67.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasar bereaksi negatif setelah komentar Yellen yang memperkirakan The Fed akan menaikkan bunga sebanyak tiga kali di 2017, lebih banyak dari perkiraan sebelumnya dua kali," terang David dalam risetnya, dikutip Kamis (15/12).
Untuk perdagangan dalam negeri sendiri, IHSG ditutup melemah ke level 5.262 atau terkoreksi 30,8 poin (0,6 persen). Menurut David, perdagangan kemarin kurang bergairah dengan nilai transaksi di pasar reguler yang hanya Rp4,3 triliun. Bahkan, penguatan rupiah terhadap dolar AS di Rp13.285 tidak banyak membantu mengangkat minat beli pemodal.
Hari ini, David memprediksi IHSG melanjutkan koreksinya pada hari ini disebabkan prediksi penguatan mata uang dolar AS dan melemahnya harga minyak. David menjelaskan, harga minyak mentah tadi malam terkoreksi 4,11 persen di US$50,80 per barel.
"IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 5.230 dan resisten di 5.310 cenderung koreksi," imbuh David.
Sama halnya dengan David, Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang memprediksi IHSG melanjutkan pelemahannya hari ini. Pernyataan The Fed akan menaikkan FFR sebanyak tiga kali menjadi faktor pelemahan IHSG hari ini.
Selain itu, pelemahan yang terjadi pada bursa global dan harga minyak turut mempengaruhi laju IHSG. Sehingga, ia memprediksi IHSG bergerak dalam support 5.200 dan resisten 5.293. Sementara, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi bergerak dalam rentang Rp13.220 hingga Rp13.410.
"Kejatuhan harga minyak dan Dow Jones menjadi faktor IHSG turun, bahkan bukan mustahil akan menguji level support 5.200," ungkap Edwin dalam risetnya.
(gir)