Jakarta, CNN Indonesia -- Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca kenaikan Fed Fund Rate (FFR) berpotensi membuat arus dana asing (capital outflow) berlanjut pada perdagangan hari ini, Jumat (16/12).
Hal ini diperkirakan akan menghambat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan membuat IHSG kembali terkoreksi pada akhir pekan.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan, bursa saham global tadi malam berhasil bangkit (rebound) melanjutkan rally setelah hari sebelumnya terjadi aksi ambil untung (profit taking). Berdasarkan catatannya, indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing menguat 0,3 persen dan 0,39 persen di 19.852,24 dan 2.262,03.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasar optimis indeks DJIA akan mencapai level 20 ribu. Penguatan saham di Wall Street kembali merefleksikan pasar bullish di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi negara adidaya tersebut," ujar David dalam risetnya, dikutip Jumat (16/12).
Lihat saja, pasca keputusan The Fed menaikkan suku bunganya, dolar AS tadi malam menguat hingga 1,2 persen terhadap mata uang euro. Menurutnya, penguatan tersebut merupakan posisi terkuat dolar sejak 2003 lalu. Seiring dengan hal tersebut, harga emas tadi malam anjlok hampir tiga persen di US$1.130,10 per troy ounce.
"Perolehan itu merupakan level terendah dalam 10 bulan terakhir," imbuh David.
Penguatan dolar AS, lanjut David, berimbas pada pelemahan IHSG pada perdagangan kemarin. Untungnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya pertumbuhan ekspor dan impor pada November. Sehingga, IHSG tak terkoreksi cukup dalam yakni, turun 8,44 poin (0,16 persen) ke level 5.254.
Kendati demikian, penguatan dolar AS akan menjadi risiko bagi pasar emerging market (negara-negara berkembang), seperti Indonesia. Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi kembali terkoreksi.
"IHSG pada perdagangan akhir pekan ini akan bergerak bervariasi, rawan koreksi di tengah kekhawatiran pelemahan rupiah. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.230 dan resisten di 5.310," papar David.
Di lain sisi, Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang optimistis, IHSG bangkit (rebound) pada perdagangan hari ini ditopang saham berbasis tambang. Ia menilai, kenaikan harga tambang Newcastle sebesar 2,01 persen dan Rotterdam 4,68 persen, serta kenaikan DJIA 0,3 persen mampu mendorong perdagangan saham dalam negeri.
"Diperkirakan menguat, di mana saham tambang menjadi salah satu motor penggerak IHSG Jumat ini," terang dia.
Ia memprediksi, IHSG berada dalam rentang support 5.211 dan resisten 5.296. Sementara, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi bergerak dalam rentang Rp13.300 hingga Rp13.490.
(bir)