Fitch Ratings Katrol Outlook Aneka Gas Jadi Stabil

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 25 Des 2016 02:33 WIB
Fitch Ratings Indonesia menyatakan revisi outlook Aneka Gas dilakukan usai perusahaan menawarkan saham ke publik (IPO) pada akhir September 2016.
Fitch Ratings Indonesia menyatakan revisi outlook Aneka Gas dilakukan usai perusahaan menawarkan saham ke publik (IPO) pada akhir September 2016. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fitch Ratings Indonesia merevisi outlook PT Aneka Gas Industri Tbk menjadi stabil dari negatif, dan menegaskan Peringkat Nasional Jangka Panjang di level A- (idn). Lembaga pemeringkat itu juga menegaskan peringkat obligasi sukuk ijarah II tahun 2012 yang jatuh tempo Desember 2017 di level A- (idn).

Analis Utama Fitch Ratings, Salman Alamsyah mengatakan revisi outlook pada Aneka Gas dilakukan usai perusahaan melantai di bursa saham (IPO) dengan nilai raupan dana mencapai Rp811 miliar pada akhir September 2016.

Dana hasil IPO tersebut sangat dibutuhkan perusahaan yang berencana untuk menggunakan untuk membayar utang dan belanja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akibatnya, tingkat utang terhadap EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi] telah turun di bawah 4,5x, tingkat di mana Fitch akan mempertimbangkan tindakan peringkat negatif," ujar Salman dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (24/12).

Peringkat Nasional di level A menunjukkan ekspektasi risiko gagal bayar yang rendah dibandingkan dengan perusahaan lainnya di negara yang sama. Namun, perubahan keadaan atau kondisi ekonomi dapat mempengaruhi kapasitas untuk pembayaran tepat waktu.

Salman menjelaskan, terdapat beberapa faktor kunci dalam mengerek rating Aneka Gas. Pertama, adalah likuiditas tambahan dari IPO. Perusahaan mengalokasikan 40 persen dari dana hasil IPO untuk pembayaran utang dengan sisa dana untuk membiayai belanja modal (40 persen) dan modal kerja (20 persen).

"Dengan likuiditas tambahan, profil usaha yang kuat, efisiensi yang lebih baik, dan rencana intensitas belanja modal lebih rendah, akan mendukung deleveraging dalam jangka menengah," jelasnya.

Kedua, Aneka Gas melakukan penambahan kapasitas produksi. Perusahaan mulai mengoperasikan dari dua pabrik di Pelintung (Mei 2016) dan Bontang (Juni 2016). pabrik ini meningkatkan total kapasitas produksi gas Aneka Gas hingga 38 persen menjadi 734 juta meter kubik.

Ketiga adalah efisiensi yang lebih baik dan margin yang lebih luas. Perusahaan menambahkan tujuh pabrik baru dalam dua sampai tiga tahun terakhir. Dengan selesainya pabrik baru, produksi gas Aneka Gas menjadi lebih efisien karena penggunaan listrik berkurang.

"Akibatnya, marjin EBITDA Aneka Gas naik menjadi 35,2 persen di sembilan bulan awal 2016 dari 29,1 persen di akhir 2015," jelas Salman.

Keempat adalah rendahnya intesitas belanja modal. Pabrik baru Aneka Gas telah menyediakan kapasitas yang cukup bagi perusahaan untuk memenuhi permintaan dalam jangka menengah.

Aneka Gas selanjutnya akan fokus pada peningkatan distribusi jaringan. Perusahaan berencana untuk menambah jumlah stasiun dari 80 menjadi 200 stasiun pada tahun 2020.

"Dengan tidak ada ekspansi kapasitas besar dalam jangka menengah, kami berharap intensitas belanja modal Aneka Gas ini menjadi di bawah 20 persen pada 2018, lebih rendah dari 68 persen di tahun 2014 dan 50 persen pada 2015," jelasnya.

Terakhir adalah kuatnya penetrasi di pasar domestik. Aneka Gas merupakan pemimpin dalam industri dengan pangsa pasar 30 persen dengan volume penjualan dan profil pelanggan yang sangat beragam di banyak industri.

"Fitch memperkirakan Aneka Gas mendapatkan keuntungan dari fokus pemerintah Indonesia pada pengembangan infrastruktur dan peningkatan industri kesehatan. Hal ini disebabkan basis klien gas industri yang kuat, dan 80 persen pangsa pasar di sektor gas medis," ungkapnya. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER