BKPM Sebut Phobia Tenaga Kerja Asing Ganggu Investasi

CNN Indonesia
Kamis, 12 Jan 2017 15:49 WIB
Kepala BKPM Thomas Lembong bilang penggunaan pekerja asing dalam suatu proyek investasi dilakukan di awal proses konstruksi investasi.
Kepala BKPM Thomas Lembong bilang penggunaan pekerja asing dalam suatu proyek investasi dilakukan di awal proses konstruksi investasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan kekhawatiran terkait penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) yang berlebihan dan tidak proporsional hanya akan mengganggu upaya pemerintah menarik investor asing.

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan, penggunaan pekerja asing dalam suatu proyek investasi dilakukan dalam suatu periode tertentu terutama di awal proses konstruksi investasi.

Penggunaan pekerja asing tersebut cukup penting untuk menjamin kelangsungan proyek investasi yang akan dilakukan oleh investor. Secara kalkulasi bisnis, dari sisi biaya operasional mendatangkan pekerja asing jauh lebih mahal daripada menggunakan tenaga kerja lokal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“pekerja asing itu hanya sementara karena tingginya biaya dan beratnya upaya untuk menghadirkan pekerja asing. Pemilik proyek atau investor itu pasti sesegera mungkin memulangkan pekerja asing-nya ke negara asal, lebih cepat lebih baik. Jadi, kelihatan sekali di data-data yang ada di BKPM,” tutur Thomas, Kamis (12/1).

Menurut pria yang kerap disapa Tom, penggunaan tenaga kerja asing di suatu proyek investasi itu biasanya dilakukan pada tahun pertama atau tahun kedua.

”Di tahun ketiga sudah mulai berangsur-angsur berkurang, di tahun keempat lebih banyak lagi yang dipulangkan. Dan mereka mulai pelan-pelan mengalihkan kendalinya ke Tenaga Kerja Indonesia,” paparnya.

Selanjutnya, mantan Menteri Perdagangan ini mengingatkan agar berbagai pihak tetap menjaga agar diskusi terkait pekerja asing untuk dilakukan secara proporsional.

“Jangan kita menjadi terobsesi dengan isu pekerja asing ini sehingga kita malah kehilangan fokus pada isu-isu yang sebetulnya lebih kritis, lebih penting, seperti upaya untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia,” lanjut Tom.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER