BEI Lebih Rajin Ganjar Sanksi UMA dan Suspensi Tahun Lalu

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Kamis, 12 Jan 2017 18:40 WIB
Direktur Pengawasan dan Transaksi BEI Hamdi Hassyarbaini bilang kenaikan UMA dan suspensi disebabkan bertambahnya transaksi dibanding tahun sebelumnya.
Direktur Pengawasan dan Transaksi BEI Hamdi Hassyarbaini bilang kenaikan UMA dan suspensi disebabkan bertambahnya transaksi dibanding tahun sebelumnya. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya aktivitas pergerakan saham yang bergerak tidak wajar atau disebut dengan unusual market activity (UMA) dan suspensi yang meningkat sepanjang 2016 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Direktur Pengawasan dan Transaksi BEI Hamdi Hassyarbaini menuturkan, kenaikan UMA dan suspensi ini disebabkan bertambahnya transaksi dibanding tahun sebelumnya. Dalam catatan BEI, rata-rata frekuensi transaksi harian memang tumbuh 18,91 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan rata-rata volume transaksi harian naik mencapai 31,36 persen tahun lalu.

"Iya, ini naik karena memang jumlah transaksinya juga meningkat tahun lalu, tentu ini wajar. Tadinya tidak bertransaksi lalu ada transaksi, tentu timbul alert," ungkap Hamdi, Kamis (12/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini membuat jumlah UMA tahun 2016 tumbuh menjadi 128 kali dari 2015 yang berjumlah 60 kali. Namun, jumlah UMA 2015 sendiri sebenarnya turun jika dibandingkan dengan 2014 yang sebanyak 92 kali.

Sementara itu, jumlah suspensi pun ikut tumbuh sepanjang 2016 dibandingkan dengan 2015. Hamdi menyebut, jumlah suspensi sepanjang 2016 sebanyak 55 kali, sedangkan pada 2015 hanya 32 kali, dan 2014 sebanyak 29 kali. Artinya, jumlah suspensi yang dikeluarkan BEI meningkat terus selama tiga tahun belakangan ini.

"Saya belum melakukan research secara detail, karena tahun lalu banyak keluarkan UMA karena harga turun, karena market volatile. Banyak juga yang tidak cuma naik, tahun lalu cukup banyak kita uma karena harga turun. Kami juga tidak mau performa emiten bagus tapi harga turun terus. Itu yang jadi pertanyaan," kata Irvan Susandi, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, secara terpisah.

Irvan menjelaskan, penyebab dari dijatuhkannya UMA dan suspensi terhadap saham dan anggota bursa (AB) sendiri tidak dapat dijelaskan alasan pastinya. Parameter yang diberikan terhadap satu emiten dengan emiten atau satu AB dengan AB lainnya berbeda-beda. Misalnya saja, bukan hanya saham yang mengalami kenaikan tinggi secara tiba-tiba saja yang bisa dikenakan UMA, tetapi juga saham yang secara tiba-tiba mengalami penurunan drastis.

UMA sendiri sebenarnya hanya diberikan oleh tim divisi Pengawasan dan Transaksi BEI, sementara jika tim dari divisi Penilaian Perusahaan BEI tidak akan melalui UMA tetapi langsung terkena suspensi. Setelah emiten atau AB terkena suspensi, BEI akan melakukan pengecekan terhadap saham atau AB tersebut terkait penyebab pergerakan harga saham yang tak wajar atau jika emiten itu belum membayar annual listing fee.

"Macam-macam penyebabnya, pola transaksi, siapa yang melakukan, keterbukaan informasi, laporan keuangan, kadang rumor-rumor blog, semua informasi kami dapat kami jadikan bahan analisa. Nanti kami akan bakukan setting parameter dari kami," pungkas Irvan. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER