Usai Tertekan, Saham Unilever Bakal jadi Primadona Pekan Ini

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 16 Jan 2017 07:47 WIB
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Heldy Arifien menyatakan harga UNVR yang kembali turun akan membuat investor kembali masuk dan membeli saham tersebut.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Heldy Arifien menyatakan harga UNVR yang kembali turun akan membuat investor kembali masuk dan membeli saham tersebut. (CNN Indonesia/Galih Gumelar).
Jakarta, CNN Indonesia -- Mayoritas indeks sektoral sepanjang pekan lalu tercatat melemah. Lebih tepatnya, sembilan dari 10 indeks sektoral yang ada terkoreksi. Kondisi ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mayoritas atau delapan indeks sektoral mengalami penguatan.

Jika pekan sebelumnya indeks sektor barang dan konsumsi berhasil menjadi primadona, pekan lalu sektor tersebut tercatat turun paling dalam jika dibandingkan dengan indeks sektoral lainnya. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektor barang dan konsumsi mengalami pelemahan hingga 2,34 persen ke level 2.338,45 dari pekan sebelumnya sebesar 2.394,53.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Heldy Arifien menyatakan, penggerak dari sektor barang dan konsumsi sendiri yakni, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Sementara, harga saham Unilever sendiri sudah terlalu mahal, sehingga banyak pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung (profit taking) terhadap saham tersebut sepanjang pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, psikologis pasar yang tengah menunggu (wait and see) terhadap pasar terkait inaugurasi Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) membuat pelaku pasar menjauhi saham berkapitalisasi besar. Hal ini menambah sentimen negatif bagi saham Unilever mengingat emiten ini juga termasuk dalam emiten berkapitalisasi besar.

“Harganya yang sudah mahal sehingga mempengaruhi pelaku pasar tidak masuk ke Unilever. Lalu ini juga sebenarnya wajar, harga mahal jadi masuk area koreksi, fase koreksi secara teknikal saja,” ungkap Heldy saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (16/1).

Harga saham Unilever pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup turun 350 poin (0,88 persen) ke level Rp39.600. Jika dilihat sepanjang pekan lalu, emiten ini mengalami penurunan sebesar 1,36 persen. Di mana, pada awal pekan lalu harga saham Unilever masih berada di level Rp40.150.

Dengan turunnya harga saham Unilever tersebut, Heldy menilai saham Unilever akan kembali menjadi saham pilihan untuk pekan ini. Pelaku pasar akan kembali tertarik melakukan perdagangan dan masuk ke Unilever.

“Sektor barang dan konsumsi, khususnya Unilever Indonesia ini mungkin untuk pekan ini bisa jadi penahan pelemahan IHSG yang diprediksi masih terjadi,” jelas Heldy.

Adapun, ada delapan sektor lainnya yang juga berada di zona merah sepanjang pekan lalu yakni, tambang 0,3 persen, industri dasar 1,41 persen, aneka industri 1,83 persen, properti 0,61 persen, infrastruktur 1,53 persen, keuangan 1,05 persen, perdagangan 1,54 persen, dan manufaktur 2,07 persen. Sementara, sektor agrikultur berhasil melaju positif dengan kenaikan 2,44 persen. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER