Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) membidik kenaikan pendapatan hingga dua kali lipat tahun ini.
Direktur Utama Peruri Prasetio menyebut, tahun ini Peruri menargetkan mampu meraup pendapatan hingga Rp4 triliun, naik dari pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp2,5 triliun.
"Kami perkirakan pertumbuhan bisa mencapai 50 persen, ini suatu pertumbuhan yang baik," kata Direktur Utama Peruri, Prasetio di kawasan pabrik Peruri Karawang, Rabu (18/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prasetio mengatakan, optimisme tersebut didorong oleh penugasan Bank Indonesia kepada Peruri sebagai pencetak uang NKRI tahun emisi 2016. Seperti diketahui, bank sentral akhir tahun lalu baru saja meluncurkan sebanyak 11 pecahan uang rupiah dengan desain baru.
Khusus tahun ini, Peruri akan mencetak uang kertas sebanyak 12,9 miliar bilyet atau lembar, dan uang logam sebanyak 2,5 miliar keping. Penugasan ini berdasarkan PP Nomor 32 Tahun 2006 tentang perusahaan umum percetakan uang Republik Indonesia.
Selain mencetak uang rupiah, Peruri juga memiliki bisnis mencetak surat berharga non uang, seperti pita cukai, meterai, akta tanah, paspor, visa hingga medali.
Di samping itu, lanjut Prasetio, Peruri juga akan terus melakukan penyehatan anak perusahaan Peruri secara bertahap terus dilakukan dan tahun ini diprogamkan lebih intensif lagi agar kontribusinya semakin besar.
Sebagai informasi, saat ini Peruri memiliki sebanyak empat anak usaha yakni PT. Peruri Digital Security (PDS), PT. Peruri Wira Timur (PWT), PT. Kertas Padalarang (PTKP) dan perusahaan afiliasi PT. Sicpa Peruri Securink (SPS).
Untuk meningkatkan efisiensinya, Peruri juga berencana mengakuisisi perusahaan dalam negeri agar mendapatkan bahan baku dengan harga yang lebih terjangkau. Namun hal ini masih menunggu restu dari pemegang saham yakni Kementerian BUMN.
"Anak perusahaan kami kontribusinya masih kecil. Kami masih menata. Kalau melihat roadmap BUMN, Peruri harus membangun pabrik kertas uang di dalam negeri, tapi sampai hari ini kajian strategisnya masih dibahas," ujarnya.