Aksi Suap Rolls-Royce Diam-diam jadi Berkah Buat Tiga Negara

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Jan 2017 13:31 WIB
KPK baru saja memulai penyelidikan atas dugaan suap Rolls-Royce pada mantan bos Garuda Indonesia. Sementara tiga negara lain sudah mematok denda.
KPK baru saja memulai penyelidikan atas dugaan suap Rolls-Royce pada mantan bos Garuda Indonesia. Sementara tiga negara lain sudah mematok denda. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus suap yang diduga dilakukan Rolls-Royce kepada Emirsyah Satar saat menjabat sebagai bos besar PT Garuda Indonesia Tbk beberapa tahun lalu, baru saja menyentak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Namun, aparat penegak hukum bidang korupsi di tiga negara lain sudah melakukan penindakan terlebih dahulu sampai akhirnya menjatuhkan denda besar kepada perusahaan asal Inggris tersebut.

Dalam keterangan resmi perusahaan, Rolls-Royce harus merogoh kocek sampai US$813 juta atau setara Rp10,89 triliun untuk membayar denda yang dijatuhkan oleh lembaga antirasuah tiga negara yaitu Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Brazil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CNN Money melaporkan, perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan permesinan sudah mencapai kata sepakat dengan otoritas ketiga negara tersebut untuk membayar denda akibat upaya suap yang dilakukannya.

Denda yang akan dibayarkan Rolls-Royce akan disetorkan sebesar US$170 juta ke Department of Justice AS, U$25 juta untuk Ministério Público Federal Brazil dan lebih dari U$600 juta disetor kepada Serious Fraud Office Inggris Raya.

"Rolls-Royce akan patuh pada putusan otoritas negara-negara tersebut dan tetap berkomitmen untuk melanjutkan kepatuhan tersebut,” kata manajemen Rolls-Royce, dikutip dari CNN Money, Sabtu (21/1).

Investigasi yang dilakukan oleh otoritas penindakan bidang korupsi di Inggris Raya, bahkan telah memulai penyelidikan kasus penjualan mesin pesawat Rolls-Royce sejak 2012 silam. Dalam penyelidikannya, diketahui perusahaan tersebut melakukan praktik bisnis tidak sehat sampai ke China dan Indonesia.

Tiga tahun kemudian, otoritas Brazil mengungkapkan skandal korupsi yang melibatkan perusahaan tersebut bersama dengan segelintir manajemen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Brazil di sektor minyak dan gas bumi, Petrobras. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER