Kantor Wapres Rekomendasikan RI Batalkan Niat Gabung TPP

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 23 Jan 2017 15:33 WIB
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menilai Indonesia sebaiknya mengutamakan menjaga hubungan dagang dengan China.
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menilai Indonesia sebaiknya mengutamakan menjaga hubungan dagang dengan China. (ANTARA FOTO/AACC2015/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menuturkan, keluarnya Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik (Trans Pacific Partnership/TPP) tidak terlalu berdampak pada negara-negara yang tergabung dalam TPP.

Jika dilihat, ada 11 negara selain AS yang sudah menjadi anggota TPP yakni Australia, Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam. Meski begitu, Indonesia dinilai sudah tidak perlu lagi masuk sebagai anggota TPP seperti niat Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Untuk Indonesia nggak ada pengaruhnya, tapi saya pikir Indonesia nggak perlu sekai masuk TPP," ungkapSofjan, Senin (23/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, usai dilantik Trump memastikan akan mengeluarkan AS dari TPP. Hal ini ia lakukan untuk melindungi tenaga kerja AS. Trump menilai warga negara AS sudah terlalu lama dirugikan karena para pejabat di Washington selalu menerima kerja sama perdagangan yang mengakomodir kepentingannya pribadi.

Namun, sikap Trump yang mengkritik China karena banyak menerapkan kebijakan tarif dan harga produk ekspor rendah sehingga mengganggu pasar negara tujuan ekspornya, dapat mengganggu jalannya ekspor China. Sehingga, Indonesia pun akan terkena dampaknya.

"Dia trading partner kita yang utama. Kalau dia terganggu ekspor kita akan terganggu juga, ini harus kita lihat dari enam bulan sampai satu tahun kita lihat," katanya.

Sementara, Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menuturkan, AS tidak munkin memusuhi Asia Pasifik disebabkan negara ekspor tujuan AS paling besar yakni, Asia Pasifik.

"Nah makanya dia mulai mikir-mikir, TPP ini kan nggak ada China, masa iya dia ingin hapus TPP," ungkap Faisal.

Indonesia, ujar Faisal, tak perlu mengkhawatirkan konsep pemerintahan Trump. Menurutnya, yang terpenting bagi AS yakni, akses masuknya produk AS ke Indonesia tidak terganggu. Seharusnya, Indonesia lebih mengkhawatirkan dinamika perekonomian di China.

"Lebih khawatir itu angka pengangguran di China, over capacity industrinya, nah itu efeknya lebih besar bagi Indonesia," jelas dia. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER