Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berpotensi bergerak positif pada perdagangan hari ini, Selasa (24/1), didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menuturkan, Saham Wall Street dan bursa Eropa bergerak di teritori negatif semalam. Ia merinci, indeks Dow Jones dan S&P di Wall Street masing-masing terkoreksi 0,14 persen dan 0,27 persen di 19.799,85 dan 2.265,20.
"Dolar AS melemah dan harga komoditas emas menguat. Pasar diliputi sejumlah ketidakpastian atas kebijkan-kebijakan ekonomi AS yang akan diambil Trump," ungkap David dalam risetnya, dikutip Selasa (24/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, perdagangan dalam negeri sendiri masih terlihat kurang bergairah kemarin. IHSG ditutup melemah ke level 5.250 atau menurun 3,34 poin (0,1 persen).
Menurut David, pergerakan IHSG dibayangi meningkatnya kekhawatiran kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) dibawah Trump yang cenderung memperkuat ekonomi domestik negara adidaya tersebut. Selain itu, Trump juga berkeinginan membatalkan pakta kerja sama ekonomi Asia Pasifik yang dikenal dengan Trans-Pacific Partnership (TPP).
"Pasar saat ini lebih mengambil posisi
wait and see mencermati kebijakan-kebijakan yang akan diambil Trump," terang David.
Namun, IHSG berpeluang bangkit (
rebound) di tengah pelemahan dolar AS dan sejumlah mata uang kawasan emerging market lainnya. Hal ini membuat nilai tukar rupiah menguat, sehingga dapat menjadi sentimen positif bagi pergerakan IHSG. Ia memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.230 dan resisten 5.300.
"Saham sektoral yang bersifat sensitif
interest rate seperti perbankan, konsumsi, dan properti diperkirakan mendapatkan momentum penguatan seiring penguatan rupiah," pungkas David.
Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.221 dan resisten 5.336. Meski pelaku pasar khawatir dengan kebijakan Trump, ia memprediksi IHSG cenderung menguat ditopang perekonomian dalam negeri.
"Pola gerak IHSG masih akan terus di dongkrak oleh kuat nya kondisi perekonomian kita, IHSG berpotensi menguat," kata William.
(gir)