Kemenkeu Sebut Target Nilai Rupiah di APBN 2017 Bakal Meleset
Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2017 16:15 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memperkirakan potensi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal meleset dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 1 hingga 2 persen.
Dalam APBN 2017, pemerintah mengasumsikan nilai tukar rupiah akan ada di kisaran Rp13.300 per dolar. Artinya, depresiasi rupiah bisa menyentuh Rp13.566 per dolar.
"Ada kemungkinan terdepresiasi. Antara 1 sampai 2 persen dari outlook yang kita buat di Rp13.300 per dolar,” tutur Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa (24/1).
Namun demikian, kata Suahasil, pemerintah menilai risiko tersebut masih bisa dikelola dengan baik.
Sebelumnya, Standard Chartered Bank memprediksi tahun ini nilai tukar dolar AS bakal cenderung menguat terhadap mata uang di seluruh dunia, termasuk rupiah. Hal itu dipicu oleh sentimen perbaikan ekonomi Negeri Paman Sam pasca dipimpin oleh Donald J. Trump.
Untuk rupiah, Standard Chartered memperkirakan akan bergerak di kisaran Rp13.500 hingga Rp14 ribu per dolar.
Namun secara fundamental, Analis Strategi Nilai Tukar untuk ASEAN dan Asia Selatan Standard Chartered Divya Devesh mengatakan rupiah masih cukup kuat. Hal itu didukung oleh defisit transaksi berjalan dan inflasi yang terkendali. Tak hanya itu, perbaikan harga komoditas juga memberikan dampak positif terhadap kurs rupiah.
"Dari sudut pandang fundamental, kami yakin rupiah ada di posisi yang baik," kata Devesh kemarin.
Sepanjang tahun lalu, rupiah menguat 2,28 persen dibandingkan posisi di awal tahun. Di penghujung tahun lalu perdagangan rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 13.473 per dolar. Selama dua belas bulan, rupiah mencapai level terkuat di kisaran Rp 12.886 dan level terendah hingga Rp 14.002. (gen)
Dalam APBN 2017, pemerintah mengasumsikan nilai tukar rupiah akan ada di kisaran Rp13.300 per dolar. Artinya, depresiasi rupiah bisa menyentuh Rp13.566 per dolar.
"Ada kemungkinan terdepresiasi. Antara 1 sampai 2 persen dari outlook yang kita buat di Rp13.300 per dolar,” tutur Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa (24/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Standard Chartered Bank memprediksi tahun ini nilai tukar dolar AS bakal cenderung menguat terhadap mata uang di seluruh dunia, termasuk rupiah. Hal itu dipicu oleh sentimen perbaikan ekonomi Negeri Paman Sam pasca dipimpin oleh Donald J. Trump.
Namun secara fundamental, Analis Strategi Nilai Tukar untuk ASEAN dan Asia Selatan Standard Chartered Divya Devesh mengatakan rupiah masih cukup kuat. Hal itu didukung oleh defisit transaksi berjalan dan inflasi yang terkendali. Tak hanya itu, perbaikan harga komoditas juga memberikan dampak positif terhadap kurs rupiah.
"Dari sudut pandang fundamental, kami yakin rupiah ada di posisi yang baik," kata Devesh kemarin.
Sepanjang tahun lalu, rupiah menguat 2,28 persen dibandingkan posisi di awal tahun. Di penghujung tahun lalu perdagangan rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 13.473 per dolar. Selama dua belas bulan, rupiah mencapai level terkuat di kisaran Rp 12.886 dan level terendah hingga Rp 14.002. (gen)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK