Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penamaman Modal (BKPM) mewaspadai dampak situasi politik dalam dan luar negeri terhadap aliran investasi di tahun ini. Pasalnya, kestabilan politik dianggap poin utama bagi investor dalam melakukan atau melanjutkan investasi.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, sentimen politik ini pun secara tidak langsung akan sangat mempengaruhi target investasi. Apalagi, BKPM masih ingin menargetkan pertumbuhan investasi dua digit di tahun ini.
Pada tahun 2017, BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp678 triliun. Angka ini meningkat 10,64 persen dari realisasi tahun 2016 sebesar Rp612,8 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin blak-blakan, tahun 2017 memang ada tantangan politik baik utamanya dari dalam negeri. Jangan sampai hal-hal ini memberi sentimen yang tidak baik ke investor," ujar Thomas, Rabu (25/1).
Lebih lanjut ia menyebut, sentimen politik domestik yang berpengaruh terhadap investasi adalah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Dengan posisi Jakarta sebagai ibukota negara, maka perhatian investor pasti akan tertuju ke sana.
"Jangan sampai Pilkada DKI memecah belah perhatian. Perlu diwaspadai dampak politik domestik pada fokus konsentrasi pemerintahan ke depannya. Jangan sampai isu-isu politik memberikan spillover ke investasi nantinya," katanya.
Di samping itu, BKPM juga mencermati kebijakan politik dan ekonomi yang dijalankan oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump sepanjang 2017. Dengan kebijakan Trump yang bersifat proteksionis, Thomas menganggap bahwa Indonesia perlu memanfaatkan peluang.
Dengan kebijakan Trump yang bersifat Amerika-sentris, ia memperkirakan nilai tukar mata uang negara-negara lain seperti yen dan yuan akan menguat terhadap dolar AS. Secara komparatif, itu akan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi kompetitif.
Dengan kondisi tersebut, akan lebih baik jika Indonesia fokus pada investasi yang berorientasi ekspor. Di samping itu, investasi di sektor pariwisata juga perlu ditingkatkan mengingat biaya berwisata ke Indonesia juga lebih murah dibanding negara lainnya.
"Kami harus ekstra cekatan karena perubahan dunia begitu cepat dengan maksudnya administrasi Trump. Selain itu, Indonesia juga perlu meningkatan investasi sektor jasa, karena sektor itu berpotensi menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) yang besar. Salah satu yang potensial adalah pariwisata," jelasnya.
Sebagai informasi, BKPM mencatatkan realisasi penanaman modal sebesar Rp612,8 triliun pada tahun lalu, atau meningkat 12,3 persen dibanding posisi tahun lalu sebesar Rp545,4 triliun.
(gir)