Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bahana Securities membukukan mandat penjaminan emisi senilai total Rp77,5 triliun sepanjang tahun lalu. Perseroan yakin kinerja bakal lebih baik pada tahun ini.
Direktur Utama Bahana Securities Feb Sumandar menjelaskan, terdapat sekitar enam deal untuk penerbitan saham yang dilakukan oleh perusahaan dengan total emisi sekitar Rp 22,6 triliun, serta ada 29 deal untuk penerbitan surat utang (obligasi) dengan total emisi sekitar Rp 54,9 triliun di sepanjang 2016.
''Kami meyakini dengan kondisi perekonomian yang lebih baik pada tahun ini, akan lebih banyak emiten yang mencari pendanaan di pasar modal, sekaligus memanfaatkan trend suku bunga rendah yang masih akan berlanjut hingga akhir tahun ini,'' katanya dalam keterangan resmi, Kamis (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Dengan kapabilitas yang kami miliki sebagai sekuritas milik negara, Bahana siap membantu para emiten yang ingin melantai di bursa,'' tambahnya.
Ia mengungkapkan, salah satu emiten yang sukses mencatatkan saham perdana di pasar modal tahun lalu adalah Waskita Beton Precast yang meraup dana sekitar Rp 5,1 triliun. Karena transaksi ini, Bahana berhasil mendapatkan award sebagai Best Mid-Cap Equity Deal of the year 2016 in Southeast Asia, yang diberikan oleh Alpha Southeast Asia.
Selain membantu emiten untuk mencari pendanaan, Bahana juga telah melakukan transaksi besar lainnya di sepanjang 2016, termasuk membantu proses merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia atas perusahaan di luar negeri.
"Juga atas sesama perusahaan lokal di Indonesia, serta Bahana juga menjadi konsultan keuangan untuk beberapa perseroan," kata Feb
Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian memperkirakan semakin banyak emiten yang mencari pendanaan dari pasar modal sepanjang 2017. Pasalnya, perbaikan ekonomi dan tren suku bunga rendah yang masih berlanjut hingga akhir tahun ini menjadi dorongan bagi emiten untuk melantai di bursa.
"Dengan suku bunga rendah ini, diharapkan mampu mendorong konsumsi masyarakat yang menjadi motor penggerak roda perekonomian Indonesia. Meski pergerakan suku bunga tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestic, tapi ada faktor global yang turut mempengaruhinya," jelasnya.
(gir)