Jakarta, CNN Indonesia -- Kompetisi perbankan yang semakin ketat membuat PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) terus berbenah untuk menarik nasabah. Bank spesialis penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kini memperdalam penetrasi pada nasabah berusia kerja yang produktif dan melek teknologi.
Melalui digital banking, bank pelat merah itu berupaya menarik nasabah generasi milenial untuk membuka rekening tabungan hingga mengajukan KPR.
"Dari sisi bisnis kami meningkatkan pelayanan perbankan dengan mengakselerasi teknologi digital, salah satunya dengan membuka kantor cabang pintar atau
Smart Branch," ujar Direktur Utama BTN Maryono dalam peluncuran
Smart Branch di Menara BTN, Kamis (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membangun
Smart Branch, BTN pun harus rela mengucurkan investasi hingga lebih dari Rp50 miliar. Melalui
Smart Branch, perseroan diharapkan mampu menyaingi layanan digital yang disediakan oleh bank-bank umum lainnya. Selama ini, cakupan transformasi yang telah dilakukan BTN meliputi produk, proses bisnis, hingga pembentukan budaya organisasi.
Dalam 10 tahun terakhir, laba dan aset BTN telah naik 21 persen dengan rata-rata pertumbuhan kredit naik 24 persen. Tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit hingga 21 persen dengan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik hingga 22 persen dibandingkan tahun lalu.
"Adanya
Smart Branch Bank BTN akan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan yang terpenting memberikan pelayanan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah bagi nasabah," ujar Maryono.
Sementara, setelah menguji coba empat gerai digital sejak akhir 2015 lalu, BTN akan menambah sebanyak 50
Smart Branch yang akan disebar di Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang, maupun kantor Cabang maupun kantor kas dalam dua tahun ke depan.
Dengan layanan tersebut, BTN menargetkan jumlah nasabah bertambah menjadi di atas 18 ribu nasabah dengan jumlah danan kelolaan di atas Rp25 triliun naik sekitar 80 persen dibanding tahun lalu.
Pangkas BacklogPada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Rini Soemarno berharap di usianya yang ke-67 BTN bisa membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan kesenjangan ketersediaan rumah dengan kebutuhan rumah (
backlog). Menurut Rini saat ini terdapat backlog hingga 13 juta rumah dengan latar belakang nasabah beragam.
Rini meminta, BTN lebih meningkatkan produk KPR yang ditujukan bagi nasabah dengan penghasilan tidak tetap, di samping fasilitas KPR Mikro yang telah tersedia saat ini.
"Yang harusnya bisa kita sediakan untuk masyarakat, saya mendorong agar BTN lebih agresif dan mampu memberi pembiayaan kepada masyarakat yang mempunyai pendapatan tidak tetap," ujar Rini.
(gen)