Jakarta, CNN Indonesia -- Proyek pengadaan satelit multifungsi dipastikan menjadi salah satu dari 78 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru. Proyek tersebut akan dicatat dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan satelit jenis
high-throughput itu ditargetkan bisa beroperasi pada 2021. Nilai investasinya, ditaksir Rudiantara mencapai US$300 juta hingga US$400 juta.
"Satelit ini punya pemerintah dan dipakai untuk kepentingan pemerintah utamanya," tutur Rudiantara saat ditemui di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jumat (10/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika masuk ke daftar PSN, Rudiantara menargetkan proses tender bisa dimulai pada kuartal III 2017. Diharapkan, pada pertengahan 2018, pemerintah telah melakukan penandatanganan kontrak dengan pemenang tender. Baru setelahnya, fabrikasi satelit bisa dimulai.
"Fabrikasi itu sendiri untuk tahap awal pembuatan satelit. Kan tidak bisa, menang tender sekarang terus beli ke Glodok langsung. Itu butuh 36-48 bulan sampai peluncurannya," jelasnya.
Sebelumnya, Kominfo mengungkapkan tengah mencari
filling satelit yang cocok untuk proyek ini dengan mempertimbangkan sejumlah analisis
filling band plan yang dimiliki oleh negara tertentu.
Filling satelit merupakan
slot orbit yang dimiliki masing-masing negara untuk menggelar layanan satelit.
Nantinya, satelit multifungsi ini bisa memberikan akses internet berkecepatan tinggi dan menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia. Selain itu, satelit ini juga akan dimanfaatkan banyak sektor, seperti komunikasi, kemaritiman hingga pertanian.
(gen)