Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mempertanyakan laporan Oxfam, organisasi nirlaba yang fokus pada pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi, terkait kondisi ketimpangan di Indonesia. Laporan itu menyebutkan bahwa aset kolektif empat miliarder melampaui harta kekayaan 100 juta orang termiskin di Indonesia.
Dalam laporan tentang ketimpangan di Indonesia bertajuk Menuju Indonesia yang Lebih Setara yang dirilis kemarin, Oxfam melansir, kekayaan kolektif empat orang terkaya di Indonesia mencapai US$25 miliar.
"Datanya kok gawat benar itu. Masak empat orang menguasai kekayaan setara dengan 40 persen orang termiskin di Indonesia. Saya rasa, perlu klarifikasi," ujarnya, saat ditemui di Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai gambaran, apabila US$25 miliar setara dengan kekayaan 100 juta penduduk termiskin, berarti rata-rata harta kekayaan per penduduk hanya US$250 atau setara dengan Rp3,35 juta (kurs Rp13.400 per dolar AS).
Di saat bersamaan, Darmin dapat menerima kalau laporan tersebut menyebutkan tahun lalu, sebanyak satu persen individu terkaya di Indonesia atau 2,5 juta penduduk terkaya menguasai hampir separuh (49 persen) total kekayaan penduduk.
"Kalau dikatakan satu persen saja, disitu saya baca, penduduk Indonesia menguasai 50 persen kekayaan mungkin ada benarnya," terang dia.
Kendati demikian, Darmin tak menampik ketimpangan kekayaan penduduk Indonesia kian melebar sejak krisis moneter pada 1997-1998 silam. Namun, dalam satu tahun terakhir, koefisien gini Indonesia turun tipis menjadi 0,394 dari 0,4.
"Pemerintah memang sudah melakukan serangkaian kebijakan untuk memperbaiki (ketimpangan) itu," tandasnya.
(bir)