Jakarta, CNN Indonesia -- PT Taspen (Persero) membukukan penurunan laba bersih hingga 57,22 persen, yaitu dari Rp577,90 miliar pada 2015 lalu menjadi hanya Rp247,25 miliar pada akhir tahun lalu. Penurunan laba bersih dikarenakan lonjakan pembayaran klaim yang naik hampir dua kali lipatnya.
Pada 2015 lalu, klaim yang dibayarkan perseroan cuma Rp4,5 triliun. Namun, akhir tahun lalu menjadi sebesar Rp8,1 triliun. Antara lain, klaim jaminan kecelakaan Rp8,12 miliar, dan jaminan kematian sebesar Rp752,07 miliar.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, klaim jaminan kecelakaan cuma Rp538,7 juta, sedangkan klaim jaminan kematian sebesar Rp44,13 miliar. Pertumbuhan klaim ini kemudian menekan hasil usaha perseroan.
"Kenaikan pembayaran klaim tersebut menekan capaian hasil usaha, karena biasanya dalam satu tahun, klaim yang dibayarkan hanya sekitar Rp4,5 triliun," ujar Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro, seperti dikutip Antara, Minggu (5/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebetulnya, penurunan laba bersih tersebut anomali dengan kinerja keuangan perseroan yang sedang mekar. Soalnya, pada periode yang sama, aset investasi perseroan tumbuh 17,58 persen dari Rp142,32 triliun menjadi Rp167,35 triliun.
Direktur Keuangan Taspen Iman Firmansyah mengatakan, alokasi distribusi aset terbesar di sepanjang tahun lalu ditaruh di surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi atau mencapai 74 persen.
"Disusul alokasi pada deposito berjangka bank milik pemerintah, bank daerah (bank pembangunan daerah), dan bank swasta, termasuk saham dan reksa dana sebesar 8 persen," katanya.
Diakui, sejak 2015, Taspen memang mengubah strategi investasinya dengan mengurangi porsi deposito sebagai konsekuensi dari penurunan tingkat bunga perbankan. Hasilnya, tercermin dari peningkatan hasil investasi yang melonjak 23,04 persen menjadi Rp15,21 triliun dari sebelumnya Rp12,36 triliun.
(bir)