Abaikan Polemik Freeport, Mandiri Tunas Garap Bisnis di Papua

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 08 Mar 2017 15:27 WIB
Di luar polemik Freeport, perekonomian Papua dinilai menjanjikan bagi bisnis pembiayaan, di samping alasan pasar Pulau Jawa yang mulai jenuh.
Di luar polemik Freeport, perekonomian Papua dinilai menjanjikan bagi bisnis pembiayaan, di samping alasan pasar Pulau Jawa yang mulai jenuh. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ditengah polemik PT Freeport Indonesia dengan pemerintah, PT Mandiri Tunas Finance berhasrat membuka kantor cabang di Papua. Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini memprediksi perseteruan menyangkut status kontrak perusahaan tambang AS itu tak akan mengguncang perekonomian Papua yang tengah mekar.

Wakil Direktur MTF Albertus Henditrianto mengakui, memang manajemen mendapatkan anjuran untuk memantau prospek pasar di Papua sebelum ekspansi. "Namun, kami akan tetap buka, bukan karena ada Freeport, tetapi karena kami ingin membangun Indonesia Timur sesuai arahan pemerintah," ujarnya, Rabu (8/3).

Selain itu, Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan, manajemen juga mempertimbangkan persaingan pasar yang semakin sengit di Pulau Jawa. Alasan lain, yakni memanfaatkan kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) di Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semoga, April sudah mulai keluar izinnya dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Satu di Jayapura, satu di Sorong dan lainnya di Ambon, serta satu di Ketapang," kata Susatyo.

Sementara itu, MTF juga bermaksud mengoptimalkan pembiayaan kepada nasabah Bank Mandiri di Papua. Tak tanggung-tanggung, perseroan mengincar membiayai 200-300 unit mobil per bulan di dua kantor barunya di Sorong dan Jayapura.

"Harga BBM akan di samakan di Papua, ini jadi potensi besar untuk tumbuh. Orang yang belum kepikiran beli, akan dimudahkan untuk beli mobil. Di samping itu, kompetisi di sana belum terlalu ketat. Ini jadi kesempatan besar buat MTF," terang dia.

Adapun, dalam penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor, perseroan menargetkan pembiayaan kendaraan baru, yaitu sekitar 96. Sedangkan sisanya, dikucurkan ke alat berat dan moge (motor dengan ukuran CC besar).

Tahun ini, MTF mengincar menyalurkan pembiayaan hingga Rp20 triliun atau tumbuh sekitar 7,35 persen ketimbang pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp18,63 triliun. Target itu melambat dibandingkan dengan pencapaian pembiayaan tahun lalu yang tercatat tumbuh 8,6 persen ketimbang pembiayaan 2015 silam. (bir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER