Jakarta, CNN Indonesia -- Keriuhan politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) belum berakhir, khususnya bagi warga Provinsi DKI Jakarta. PT Bahana Securities menilai investor bisa menggunakan momentum tersebut untuk meraup cuan dari beberapa saham pilihan.
Kepala Riset dan Strategis Bahana Securities Harry Su mengatakan, tak lama lagi, orang-orang Jakarta akan kembali menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada putaran kedua yang rencananya dilaksanakan pada 19 April mendatang.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari 101 Pilkada yang dilaksanakan serentak pada bulan lalu, hanya Provinsi DKI Jakarta yang melaksanakan putaran kedua, artinya 100 Pilkada yang digelar di daerah lainnya, para calon langsung terpilih pada putaran pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Provinsi DKI Jakarta harus memasuki putaran kedua karena dari ketiga pasangan calon, tidak ada yang mencapai perolehan suara hingga 51 persen sesuai aturan yang berlaku.
Data KPU memperlihatkan pasangan Agus-Sylviana mendapat 17 persen, pasangan Ahok-Djarot mendapat suara 43 persen, sedangkan pasangan Anis-Sandi mendapat perolehan suara 40 persen. Dengan perolehan ini, maka pasangan yang berhak maju ke putaran kedua adalah pasangan Ahok-Djarot dan Anis-Sandi.
“Menanti perhelatan putaran kedua ini, pasar terus bergerak sesuai dengan kondisi yang ada, tentunya saat kemenangan bakal diraih calon yang diinginkan pasar, maka saham akan bergerak naik. Namun jika sebaliknya, maka harga saham langsung terkoreksi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (9/3).
Menurut Bahana, terdapat lima saham pilihan yang layak untuk dikoleksi di tengah-tengah keriuhan politik ini, di antaranya saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT AKR Corporindo (AKRA), PT Eagle High Plantations (BWPT) dan PT Tunas Baru Lampung (TBLA).
“Saat masa kampanye hingga hasil Pilkada keluar, penggunaan telekomunikasi pasti meningkat. Sedangkan saham-saham terkait komoditas lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal,” ungkap Harry.
Khusus untuk saham United Tractors, lanjutnya, Harry mengerek target harga saham ke level Rp32 ribu per saham, dari target harga sebelumnya sebesar Rp26.500 per saham.
Pasalnya, ia memperkirakan volume penjualan alat berat pada akhir tahun ini akan naik hingga 35 persen atau menjadi 3 ribu unit dari perkiraan sebelumnya sekitar 2.393 unit. Hal itu termasuk memperhitungkan risiko rendahnya harga batubara.
“Sementara Telkom diperkirakan masih akan membukukan kinerja yang positif dari keriuhan politik yang terjadi saat era digital dan
smartphone menjadi ajang kampanye yang lebih efektif,” jelasnya.
 Saham Telkom layak dikoleksi karena efek kampanye melalui media sosial akan meningkatkan pendapatan grup secara keseluruhan. (www.telkom.co.id) |
Pendapatan Telkom, kata Harry, diperkirakan mencapai Rp130,4 triliun pada akhir 2017, dengan perkiraan laba bersih mencapai Rp22,85 triliun. Ia mematok target harga saham sebesar Rp5.000 per saham, dari harga saat ini sekitar Rp3.920 per saham.
“Untuk AKR Corporindo, diperkirakan memetik hasil dari peningkatan aktivitas pertambangan seiring dengan naiknya harga batubara dan OPEC memotong produksi minyak untuk tahun ini.
Menurut Bahana, perusahaan distributor bahan bakar minyak terbesar di Indonesia ini akan membukukan pendapatan sebesar Rp21,3 triliun pada akhir 2017, dengan perkiraan laba bersih sebesar Rp1,6 triliun. Harry merekomendasikan aksi beli dengan target harga saham Rp8.380 per saham, dari posisi saat ini sekitar Rp6.325.
Sementara itu, untuk Tunas Baru dan Eagle High diperkirakan masih akan mencatatkan kinerja positif dengan rekomendasi beli. Target harga saham masing-masing dipatok Rp1.720 per saham untuk Tunas Baru dari rata-rata harga saham saat ini sekitar Rp1.245, dan Rp630 per saham untuk Eagle High, dari rata-rata harga saham saat ini sekitar Rp356 per saham.
(gen)