KEIN Sebut Jokowi Punya Banyak PR Perbaiki Ekonomi Nelayan

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Kamis, 09 Mar 2017 21:36 WIB
KEIN mencatat meskipun sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi, namun nelayan yang bekerja di sektor tersebut belum juga sejahtera.
KEIN mencatat meskipun sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi, namun nelayan yang bekerja di sektor tersebut belum juga sejahtera. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk memperbaiki sektor perikanan nasional. Mengingat sektor tersebut merupakan sumber penghasilan utama bagi sekitar 4 persen dari keseluruhan rumah tangga di Indonesia.

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mencatat dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan sektor perikanan selalu berada di atas pertumbuhan rata-rata ekonomi nasional. Tahun lalu misalnya, sektor perikanan masih mampu tumbuh 5,1 persen.

Namun pertumbuhan sektor tersebut belum signifikan mengurangi tingkat kemiskinan para nelayan yang bergelut didalamnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Daerah yang memiliki proporsi jumlah rumah tangga perikanan yang besar cenderung memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi,” papar Arif dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian di Bali, dikutip Kamis (9/3).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2014, Papua Barat merupakan wilayah dengan proporsi rumah tangga perikanan terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 20 persen. Pada periode yang sama, tingkat kemiskinannya mencapai 26,3 persen.

Beberapa masalah yang masih dihadapi oleh sektor kelautan, ujar Arif, antara lain sebagian besar nelayan di Indonesia merupakan nelayan tradisional yang memiliki karakteristik sosial budaya yang belum kondusif untuk pengembangan usaha.

“Masih banyak nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan. Itulah mengapa pemerintah perlu menggalakkan Poros Maritim,” tegasnya.

Arif memaparkan, pada dasarnya sektor kelautan tidak bisa berdiri sendiri, karena terhubung dengan sejumlah sektor ekonomi yang ada di darat, misalnya pasar yang menyerap hasil tangkapan ikan para nelayan.

“Jadi strategi pengembangan industri kelautan harus dilihat secara menyeluruh, tidak terpisah antara lain dan alur logistik,” tegasnya.

Secara lebih rinci, Arif menyampaikan strategi kebijakan terkait percepatan industrialisasi perikanan. Pada intinya, nelayan harus mendapat manfaat dari pengembangan industri.

Cara yang dapat ditempuh pemerintah adalah melalui percepatan program industrialisasi perikanan berbasis konsep supply chain, value chain dan menguatkan pemasaran serta branding di pasar domestik dan global.

Kedua, percepatan juga harus dilakukan melalui pola kemitraan. Misalnya, antara nelayan dan pembudidaya, pelaku usaha mapan dengan nelayan, serta didukung dengan fasilitas pembiayaan yang efisien.

“Ketiga, perlu menciptakan model bisnis industri perikanan yang berbasis komoditas terpilih dan nilai tambah, serta terintegrasi,” jelasnya.

Strategi ini melibatkan nelayan sebagai pelaku. Ia mengingatkan, jangan sampai nelayan justru tidak dapat menikmati pengembangan sektor perikanan.

“Kalau seperti itu, kebijakannya perlu ada yang perlu dikoreksi,” ujar Arif. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER