Rudiantara Minta BNI Danai Pembangunan Satelit Internet

CNN Indonesia
Kamis, 30 Mar 2017 11:50 WIB
BNI sebelumnya memimpin kredit sindikasi untuk Palapa Ring Paket Timur senilai Rp4 triliun bersama empat bank lainnya.
Menkominfo Rudiantara mencatat BNI sebelumnya memimpin kredit sindikasi untuk Palapa Ring Paket Timur senilai Rp4 triliun bersama empat bank lainnya. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berencana membangun infrastruktur di sektor telekomunikasi berupa satelit internet (High Throughput Satellite/HTS) untuk menjamin koneksi internet yang berkecepatan tinggi dan menyeluruh ke seluruh Indonesia.

Hanya saja, manfaat satelit internet tersebut setidaknya baru bisa dirasakan masyarakat pada 2021 mendatang. Pasalnya, proyek tersebut baru dilaksanakan pada 2018. Sedangkan proses terdekat merupakan tahap penawaran proyek atau tender yang akan dilakukan pada semester II 2017.

Terkait tender proyek, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberi sinyal bahwa penyaluran pembiayaan yang dibutuhkan untuk membangun proyek tersebut akan dipimpin oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui kredit sindikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami lihat, BNI merupakan salah satu bank yang punya nilai lebih karena pernah mendanai (proyek jaringan serat optik) Palapa Ring," ucap Rudiantara di kantornya, Rabu (29/3).

Bila melihat rekam jejak, memang BNI merupakan salah satu perbankan nasional yang sudah memiliki pengalaman pada pengucuran kredit untuk proyek infrastruktur telekomunikasi pemerintah.

Tercatat, bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut kerap memberikan kucuran kredit bahkan memimpin kredit sindikasi untuk proyek jaringan serat optik di bagian Barat, Tengah, dan Timur Indonesia atau yang dikenal dengan proyek Palapa Ring Paket Barat, Paket Tengah, dan Paket Timur.

Yang teranyar, BNI memimpin kredit sindikasi untuk Palapa Ring Paket Timur senilai Rp4 triliun bersama empat perbankan lainnya. Adapun nilai kredit yang dialirkan BNI mencapai Rp2,6 triliun dari total sindikasi.

Belum lagi, BNI juga mampu memenuhi skema pembiayaan yang biasa diterapkan pemerintah, yakni Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Namun begitu, sinyal Rudiantara itu terpaksa menunggu waktu sampai tahap tender berakhir pada akhir tahun ini. Barulah pada pertengahan 2018, pemerintah memberitahu pemenang tender proyek satelit internet tersebut.

Adapun dari segi nominal, Rudiantara memastikan, proyek pembangunan satelit internet akan menghabiskan dana yang lebih besar ketimbang membangun satelit komunikasi.

"Kalau satelit komunikasi sekitar US$300 juta, yang ini (satelit internet) sekitar US$400 juta sampai US$500 juta," jelas Rudiantara.

Sedangkan untuk lama membangun proyek satelit internet, Rudiantara memperkirakan akan menghabiskan waktu sekitar 30 bulan atau sekitar 2,5 tahun. Artinya, peluncuran satelit internet baru terjadi pada 2021 mendatang.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengungkapkan bila diberikan kepercayaan untuk kembali memberikan aliran dana bagi proyek infrastruktur telekomunikasi tentu BNI akan siap. Adapun terhadap rencana ini, BNI mengaku akan berhitung lebih dulu, termasuk melihat kapasitas kredit yang mampu dikucurkan perbankan untuk proyek infrastruktur.

"Jadi, kami sudah ada hitungan komersialnya," kata Herry singkat pada kesempatan yang sama.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER