Jakarta, CNN Indonesia -- PT BNP Paribas Investment Partners menilai faktor eksternal dari Amerika Serikat, termasuk kenaikan suku bunga acuan yang terakhir tidak terlalu berdampak pada pasar modal Indonesia. Perusahaan manajemen keuangan asal Perancis itu yakin prospek pengelolaan dana investasi tahun ini masih 'moncer'.
Direktur dan Head of Equity BNP Paribas Aliyahdin Saugi mengatakan, berdasarkan prospek pertumbuhan dan disesuaikan dengan faktor makro ekonomi, tingkat valuasi sektor dan risiko pasar, manajemen memilih untuk lebih fokus pada perusahaan yang stabil dengan prospek pertumbuhan jangka panjang.
"Kami melihat sektor konsumen, telekomunikasi, kesehatan serta otomotif dan perbankan sebagai sektor-sektor yang berpotensi tahun ini," ujar pria yang kerap disapa Adi itu, Kamis (6/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Februari 2017, BNP Paribas mencatat total dana kelolaan (AUM) yang dihimpun mencapai Rp29,40 triliun yang 60 persennya berasal dari reksa dana saham. Tahun ini perseroan menargetkan total kelolaan mampu meningkat hingga 10 persen menjadi Rp32,34 triliun,
Kendati optimistis dengan prospek pasar di Indonesia, ia mengingatkan investor untuk tetap waspada terhadap kemungkinan pengaruh dari kondisi politik pasar global.
Hal itu meliputi kebijakan perdagangan AS yang cenderung berorientasi pada pengelolaan pasar domestik, serta pemilihan umum Jerman dan Perancis yang akan berlangsung dalam waktu dekat.
Selain itu, ia juga mencermati upaya pemerintah untuk meningkatkan daya beli konsumen dan belanja dalam negeri yang tergolong masih rendah serta investasi swasta yang belum seperti diharapkan.
"Tahun ini kami fokus pada pendapatan emiten dan kami melihat adanya potensi pengkatan marjin emiten. Dengan asumsi tingkat imbal hasil obligasi 10 tahun di kisaran 7,5-8 persen, dan pertumbuhan pendapatan emiten sebesar 13-14 persen di tahun 2017," ujar Adi.