Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menetapkan Pahala Nugraha Mansury menjadi Direktur Utama maskapai pelat merah tersebut menggantikan Muhammad Arif Wibowo yang baru menjabat selama dua tahun.
Keputusan tersebut diambil dalam RUPST perseroan yang digelar pada Rabu (12/4) di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Cengkareng.
Pahala sebelumnya merupakan Direktur Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan pernah dijagokan masuk dalam bursa pemilihan Direktur Utama bank dengan aset terbesar di Indonesia itu. Pria kelahiran 1971 merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia dan juga pernah mengenyam pendidikan bisnis di Stern School of Business New York University.
Karir Pahala dimulai pada tahun 1999 saat bergabung dengan Booz Allen & Hamilton sebagai Konsultan Senior selama satu tahun. Pada tahun yang sama, ia bergabung dengan The Boston Consulting Group dan dipromosikan menjadi Pemimpin Proyek dalam peran yang mencakup berbagai tugas proyek perbankan pada tahuni 2003.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia baru bergabung dengan Bank Mandiri pada tahun 2003 dan menduduki berbagai posisi, termasuk sebagai Group Head Corporate Development, Change Management Office dan Riset Ekonomi dari tahun 2003 sampai 2006.
Pada tahun 2006 ia ditunjuk sebagai EVP Coordinator Finance & Strategy dan Chief Financial Officer. Saat ini Pahala juga tercatat memegang jabatan sebagai Presiden Chartered Financial Analyst (CFA) atau perkumpulan analis finansial di pasar modal Indonesia.
Sebagai catatan, bukan kali ini saja pemegang saham Garuda Indonesia memilih seorang bankir untuk menjadi komando di perusahaan maskapai yang tercatat sebagai anggota Sky Team itu.
 (Dok. Istimewa) |
Sebelumnya Garuda Indonesia juga mengangkat Emirsyah Satar menjadi Dirut pada tahun 2005 silam. Sebelum menjadi Dirut Garuda, Emir sebelumnya merupakan Wakil Direktur PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Selain mengangkat Pahala, pemegang saham Garuda juga mengangkat Puji Nur Handayaini sebagai Direktur Produksi dan Nina Sulistyowati sebagai Direktur Marketing dan Teknologi Informasi.
Masuknya tiga direksi baru, dibarengi dengan pemberhentian empat direksi lama. Mereka adalah Arif Wibowo dari jabatan Direktur Utama, Iwan Joeniarto yang sebelumnya menjabat Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada, Agus Toni Soetirto dari jabatan Direktur Niaga, dan Novijanto Herupratomo dari kursi Direktur Operasional.