Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan bangkit (rebound) pada awal pekan ini, Senin (4/12), didorong oleh data inflasi yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, tingkat inflasi diproyeksi masih rendah atau stabil pada November 2017.
"Bila inflasi rendah, ada indikasi suku bunga Bank Indonesia (BI) tidak berubah, tidak naik," papar Hans kepada CNNIndonesia.com, dikutip Senin (4/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data ekonomi tersebut, maka Hans Kwee berpendapat, IHSG akan mengalami konsolidasi menguat. Hans memprediksi IHSG bergerak dalam rentang
support 5.916-5.950 dan
resistance 5.969-6.000.
Sementara itu, analis Semesta Indovest Sekuritas, Aditya Perdana Putra menyebut, IHSG akan berbalik arah menguat ditopang oleh pergerakan harga saham berkapitalisasi besar (big capitalization/big caps).
"Melihat saham-saham big caps sudah jenuh jual (oversold)," kata Aditya.
Beberapa saham yang dimaksud itu berada di sektor perbankan, aneka industri, dan barang konsumsi. Selain itu, laju IHSG juga akan bergantung dari data ekonomi makro.
"Target IHSG rentangnya 5.920-6.000. Untuk data luar negeri masih minim," terang Aditya.
Seperti diketahui, IHSG memang anjlok sepanjang pekan lalu hingga 1,89 persen dan turun ke level 5.952. Tak heran, nilai kapitalisasi pasar pun terkoreksi 1,85 persen menjadi Rp6.592 triliun.
Adapun, bursa saham Wall Street juga terpantau melemah pada akhir pekan lalu. Dow Jones turun 0,17 persen, S&P500 terkoreksi 0,2 persen, dan Nasdaq Composite melemah 0,38 persen
(lav)