Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menunjukkan beberapa indikasi perbaikan permintaan pembiayaan.
Pada kuartal I 2017, kredit Bank Mandiri tumbuh 13 persen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan konsumer. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (
non-performing loan/NPL) juga mulai membaik.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, peningkatan kredit korporasi didorong oleh membaiknya industri sawit,
consumer goods, dan otomotif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan segmen kredit konsumer didorong oleh penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR), kredit multiguna, serta kredit kendaraan bermotor.
"Kuartal I kalau di kita sudah sekitar 13 persen lebih, sudah mulai membaik terutama di korporasi dan konsumer. Korporasi itu terutama di infrastruktur, konsumer seperti kredit kendaraan, multiguna dan KPR," ujarnya , Kamis (13/4).
Kartika memperkirakan, tren pertumbuhan kredit secara industri juga mulai menunjukkan perbaikan. Ia yakin pertumbuhan kredit secara nasional tahun ini bisa mencapai dua digit
"Menjelang kuartal II dan III harapannya semakin baik, dugaan saya untuk industri pertumbuhannya bisa 8 hingga 9 persen, lebih baik dari tahun lalu. Tapi saya optimis tahun ini bisa
double digit," katanya.
Sepanjang berlakunya Undang-Undang Pengampunan Pajak, Bank Mandiri memperoleh dana repatriasi sebesar Rp27 triliun. Dari total tersebut, sebagian besar terparkir di istrumen deposito dan mulai mengalir ke pasar modal seperti reksa dana dan surat utang (obligasi).
Ia memperkirakan dalam beberapa waktu ke depan, dana yang semula diparkir dalam bentuk deposito akan mulai beralih ke pasar modal.
"Tapi memang yang masuk di bulan Maret ini tidak sederas yang masuk di bulan Desember yang kemarin," pungkasnya.