Kontribusi Industri Pengolahan Terus Turun

CNN Indonesia
Selasa, 18 Apr 2017 02:52 WIB
Kontribusi industri pengolahan terhadap PDB menurun dalam tiga tahun terakhir dipicu tak meratanya daya saing masing-masing sektor.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berkeinginan mendorong peningkatan daya saing perusahaan kecil guna meningkatkan kembali kontribusi industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, kontribusi industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Disamping mencatatkan penurunan kontribusi, industri pengolahaan saat ini juga tercatat masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan multinasional.

Pada akhir 2016, kontribusi industri pengolahan terhadap PDB tercatat sebesar 0,92 persen, turun dibandingkan 2015 sebesar 0,94 persen dan 2014 sebesar 1,01 persen.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, pertumbuhan pada industri pengolahan tidak merata di seluruh sektor. Pasalnya, menurut dia, masih terdapat sektor yang memiliki daya saing kuat dan dapat bertahan serta tumbuh, seperti sektor industri kosmetik yang setiap tahunnya tumbuh dikisaran 20 persen. Sementara itu, terdapat sektor yang kurang berkembang seperti industri kertas dan digital.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perhiasan (masih) naik US$5 miliar. Ini jadi persoalan industri masing-masing. Kalau detailnya, industrinya tumbuh. Yang tidak tumbuh yang sendiri, yang kuat semakin kuat," ujar Airlangga di Surabaya, Senin (17/4).

Disisi lain menurut Airlangga, kontribusi pertumbuhan industri pengolahan didominasi oleh perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dia mencontohkan, perusahaan makanan dan minuman (mamin) yang mencatatkan rata-rata tumbuh delapan persen.

"Rata-rata perusahaan publik itu menempati ranking pertama hingga ketiga dalam industri secara nasional. Selebihnya, industri masih dikuasai perusahaan multinasional," jelas dia.

Untuk itu, pihaknya pun berkeinginan untuk mendorong perusahaan yang masih tergolorong kecil untuk dapat berdaya saing lebih tinggi. Hal ini untuk menumbuhkan kembali pertumbuhan dari industri pengolahan.

"Ekonomi Indonesia jangan hanya didorong oleh perusahaan-perusahaan besar, kan tidak mau yang besar dia lagi dia lagi. Kami ingin pertumbuhan misal tidak hanya tier 1, tetapi juga kalau istilah yang tier 3 mau didorong untuk berkembang," terangnya.

Sebagai informasi, sektor makanan dan minuman masih mencatatkan kenaikan pertumbuhan yang tinggi dan berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi. Pada tahun lalu, sektor industri mamin tercatat tumbuh 8,46 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 hanya 5,02 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER