Saham Apple Dorong Indeks Nasdaq Cetak Rekor Baru

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2017 07:45 WIB
Indeks Nasdaq Composite naik 44 poin ke level 6.091,60, rekor penutupan tertinggi. Sementara, indeks Dow Jones turun 27,05 poin ke level 20.913,46.
Indeks Nasdaq Composite naik 44 poin ke level 6.091,60, rekor penutupan tertinggi. Sementara, indeks Dow Jones turun 27,05 poin ke level 20.913,46. (REUTERS/Brendan McDermid)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Wall Street menguat pada perdagangan Senin (1/5), didorong oleh kenaikan saham Apple dan saham teknologi besar lainnya yang mengungguli data ekonomi yang lemah dan mendorong indeks Nasdaq Composite ke rekor tertinggi.

Indeks S&P 500 naik 4,13 poin atau 0,17 persen menjadi 2.388,33 dan indeks Nasdaq Composite menambah 44,00 poin atau 0,73 persen ke level 6.091,60, rekor penutupan tertinggi.

Sementara, dalam perdagangan saham di Hari Buruh Internasional itu, indeks Dow Jones Industrial Average turun 27,05 poin atau 0,13 persen ke level 20.913,46, setelah mencatat kinerja mingguan terbaik 2017 pada minggu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 6 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata 6,5 ​​miliar harian selama 20 sesi terakhir.

Adapun Indeks Volatilitas CBOE, barometer yang mengukur volatilitas pasar saham dalam jangka pendek, ditutup pada level terendah sejak Februari 2007.

Seperti dilansir dari Reuters, saham Apple melonjak 2 persen dan mencatat rekor tertinggi, mendorong tiga indeks utama Wall Street. Pembuat iPhone tersebut akan melaporkan kinerja keuangan kuartal I pada Selasa.

Indeks teknologi S&P 500, sektor utama yang berkinerja terbaik tahun ini, naik 0,9 persen, dengan saham perusahaan teknologi besar termasuk Microsoft, Alphabet dan Facebook yang berhasil mencatatkan rekor.

Investor bersiap menghadapi minggu lain yang penuh hasil laporan keuangan kuartalan dalam musim rilis kinerja yang telah melampaui ekspektasi.

Menurut Thomson Reuters, secara keseluruhan, laba di perusahaan dalam indeks S&P 500 diperkirakan meningkat 13,6 persen pada kuartal pertama, terbesar sejak 2011.

Pengamat pasar telah mencari hasil untuk membantu membenarkan valuasi saham, karena S&P 500 telah diperdagangkan sekitar 20 persen di atas rata-rata jangka panjangnya, berdasarkan perkiraan pendapatan ke depan.

"Ini membentuk musim kinerja keuangan terkuat dalam beberapa tahun. Itu membuat orang tertarik kembali ke ekuitas dan tertarik pada ekuitas yang berjalan dengan baik," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.

Sementara, saham finansial naik 0,6 persen meskipun terdapat volatilitas yang disebabkan oleh komentar Presiden Donald Trump bahwa ia secara aktif mempertimbangkan untuk 'memecah' bank-bank besar.

Sekretaris Departemen Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan pertumbuhan ekonomi 3 persen dapat dicapai dalam dua tahun ke depan karena pemerintahan Trump akan untuk memotong pajak secara dramatis.

Keuntungan saham sebelumnya mungkin telah dibungkam oleh serangkaian laporan ekonomi AS yang kurang apik. Aktivitas pabrik AS melambat pada bulan April, sedangkan belanja konsumen tidak berubah pada bulan Maret dan inflasi utama mencatat penurunan bulanan pertama sejak 2001.

Investor memperhatikan lebih banyak data di akhir minggu, termasuk laporan pekerjaan pada hari Jumat, dan juga untuk pertemuan dua hari bank sentral AS, Federal Reserve mulai Selasa.

"Data ekonomi hari ini menyebabkan kegelisahan beberapa investor menjelang laporan pekerjaan pada hari Jumat ini," kata Matt Miskin, Analis Senior Riset Pasar Modal John Hancock Investments di Boston.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER