Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah merombak susunan direksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2017. Dalam keputusan tersebut, pemegang saham menyetujui pengangkatan Arie Prabowo Ariotedjo menjadi Direktur Utama menggantikan Tedy Badrujaman.
Arie Ariotedjo sebelumnya menjabat sebagai Direktur Niaga di PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan Presiden Direktur di PT Medco Energi Mining Internasional.
Selain Tedy, pemegang saham juga memberhentikan beberapa jabatan seperti Zaelani dari jabatan Komisaris, Agus Zamzam Jamaluddin dari jabatan Direktur Operasi, juga I Made Surata yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Human Capital and Corporate Responsibility.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai gantinya, pemegang saham mengangkat Sutrisno S. Tatetdagat sebagai Direktur Pengembangan dan Tatang Hendra sebagai Direktur Marketing, dan Hari Widjajanto sebagai Direktur Operasi.
Perubahan jajaran direksi tersebut dilansir sebagai salah satu upaya pemerintah untuk memuluskan proses pembentukan induk usaha (
holding) tambang yang ditargetkan rampung tahun ini.
"Pergantian direksi arahnya ke pembentukan
holding karena ketika tadi kita mendengarkan analisa Komisaris Utama, pemegang saham bisa mengerti. Itu sekadar analisa kami. Lebih tepatnya silakan tanyakan ke pemegang saham," ujar Direktur Operasi Hari Widjajanto dalam konferensi pers, Selasa (2/5).
Perusahaan tambang pelat merah tersebut tahun lalu akhirnya mampu mencatat laba sebesar Rp64,81 miliar pada 2016 setelah pada tahun sebelumnya mencatatkan rugi.
Tahun lalu penjualan emiten tambang ini tercatat Rp9,11 triliun atau turun 13,48 persen dibandingkan dengan 2015 yang sebesar Rp10,53 triliun.
Meski mencatatkan laba, perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham.
Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito mengatakan keputusan tersebut diambil mengingat kecilnya nilai dividen jika dipukul rata per sahamnya.
"Jika dibagikan nilainya hanya Rp0,8 per saham. Kecil sekali. Untuk 2016 kemarin adalah turning point setelah kemarin sempat merugi. Jadi lebih baik laba di-
retain untuk pengembanban perusahaan," ujarnya.