Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pefindo Biro Kredit (PBK) mengincar merangkul 25 bank kelas kakap untuk bergabung mengikuti layanan biro kredit swasta. Saat ini, PBK tercatat telah menggandeng 73 institusi keuangan sebagai anggota PBK yang terdiri dari 55 lembaga keuangan dan sekitar 18 perusahaan layanan keuangan berbasis teknologi (fintech).
"Diharapkan, 25 bank besar bisa bergabung sebelum akhir tahun nanti," ujar Direktur Utama BPK Ronald T Andi Kasim, Senin (8/5).
PBK memperoleh data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). PBK tetap membutuhkan data penunjang lainnya untuk memperkuat data perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, tidak hanya perkreditan perbankan saja, kami sudah kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, PT Taspen, PT Pegadaian, dan data-data lainnya," katanya.
Lebih lanjut Ronald mengungkapkan, PBK juga akan melakukan kerja sama dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk untuk menghimpun data-data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang belum masuk data perbankan.
"Kemudian, bagaimana dengan UMKM yang belum masuk sistem perbankan, nah kami menggiatkan pengumpulan data dari pihak lain termasuk data dari Telkom," terang Ronald.
Dengan demikian, keuntungan yang dapat diraih dari UMKM sendiri berupa kemudahan dalam mendapatkan kredit perbankan. Ronald menyebut, pengusaha UMKM seringkali kesulitan mendapatkan kredit karena datanya belum ada dalam sistem perbankan.
"Tetapi, data sebenarnya ada. Misalnya, dia rajin bayar tagihan telpon, tagihan listrik. Pembayaran tidak masalah dengan DJP," imbuh Ronald.
PBK merupakan lembaga pengelola informasi perkreditan yang sahamnya dimiliki oleh beberapa instansi, seperti PT Pemeringkat Efek Indonesia, PT Pegadaian (Persero), PT Taspen (Persero), PT Sigma Cipta Caraka (Telkom Sigma), PT Consumer Information Consulting, dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia.