ANALISIS

Ramadan Undang Cuan Saham Barang Konsumsi dan Perdagangan

CNN Indonesia
Senin, 29 Mei 2017 12:20 WIB
Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia di 2016 menyebut, konsumsi keluarga umat Islam meningkat 20 persen hingga 30 persen saat ramadan dan lebaran.
Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia di 2016 menyebut, konsumsi keluarga umat Islam meningkat 20 persen hingga 30 persen saat ramadan dan lebaran. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Emiten sektor barang konsumsi dan perdagangan boleh tersenyum lebar. Berkah ramadan yang menjalar ke bursa saham diperkirakan akan membuat cuan saham kedua sektor ini mengilap, seiring dengan peningkatan pola konsumsi masyarakat.

Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia di 2016 menyebut, konsumsi keluarga umat Islam meningkat 20 persen hingga 30 persen saat ramadan dan lebaran.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengakui, penjualan ritel saat ramadan dan jelang lebaran memang cenderung positif. Tren kenaikan penjualan beberapa emiten sektor perdagangan jasa bahkan bisa mencapai 30 persen sampai 40 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia meramal, saham-saham emiten sektor barang konsumsi dan perdagangan jasa yang menghijau, antara lain PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

"Memang, seperti yang diketahui bersama, penjualan ritel saat puasa positif. Jadi, positif untuk emiten tersebut," ujar Hans kepada CNNIndonesia.com, Senin (29/5).

Ramadan Undang Cuan Saham Barang Konsumsi dan PerdaganganPergerakan harga saham sektor perdagangan jasa. (CNN Indonesia/Fajrian).

Hal senada disampaikan Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada. Namun, ia merinci, yang tak ketinggalan juga, yakni peningkatan konsumsi makanan dan minuman sepanjang bulan puasa. Lonjakan konsumsi sepanjang ramadan bahkan dianggap mampu mengerek total pendapatan sepanjang kuartal kedua.

Seperti, saham-saham emiten PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). "Saham sektor barang dan konsumsi terpengaruh karena berhubungan dengan tingkat konsumsi," jelas Reza.

Adapun, ia mengungkapkan, imbal hasil yang dikantongi investor dari emiten-emiten barang konsumsi diproyeksikan berkisar dua persen hingga lima persen. Tak tertutup kemungkinan, cuan yang diperoleh investor akan lebih tinggi lagi dengan sumbangsih penjualan yang melesat.

AY Winarto, salah satu investor dalam negeri yang juga duduk di jajaran kursi direktur di PT Graha Logam menuturkan, tak pernah ketinggalan mengoleksi saham-saham emiten perdagangan jasa saat ramadan. Kegemarannya ini sudah dilakukannya beberapa tahun belakangan. "Biasanya, saat ramadan saham-saham emiten ritel seperti LPPF," katanya.

Ramadan Undang Cuan Saham Barang Konsumsi dan PerdaganganPergerakan harga saham sektor barang konsumsi. (CNN Indonesia/Fajrian).

Kendati demikian, ia mengaku, belum dapat menghitung pasti imbal hasil (return) yang akan diraihnya. Cuan tentunya tetap memperhitungkan kondisi pasar modal.

Kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang bulan puasa ini diperkirakan relatif tak memiliki sentimen positif atau negatif yang dapat membuat naik dan turun secara signifikan. S&P telah meningkatkan rating utang Indonesia, sementara Moody's menurunkan peringkat utang China. "Jadi, pergerakannya biasa saja," imbuh Winarto.

Namun, ia menampik rumor yang menyebut bahwa transaksi di pasar modal akan suam-suam kuku di sepanjang bulan puasa ini. Meskipun, memang, sebagian investor sudah memasukkan faktor kenaikan penjualan dari emiten barang konsumsi dan perdagangan jauh sebelum kedatangan ramadan.

"Ya, mungkin memang sudah price in. Tetapi, tetap saja harga saham tetap akan naik, walaupun tidak banyak," tutur investor yang telah berkecimpung di dunia pasar modal sejak 1990 silam tersebut.

Angkat Peluang Saham Farmasi

Selain saham-saham sektor barang konsumsi dan perdagangan jasa, sejumlah analis juga meyakini, saham emiten makanan olahan dan farmasi berpeluang diuntungkan kehadiran ramadan.

Seperti, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) di sektor makanan olahan, serta PT Indofarma Tbk (INAF), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) di sektor farmasi.

Menurut Reza, saham-saham tersebut akan mengilap karena kebutuhan masyarakat naik. "Intinya, yang langsung berhubungan dengan konsumsi masyarakat akan diminati pelaku pasar sahamnya," terang dia.

Ramadan Undang Cuan Saham Barang Konsumsi dan PerdaganganPergerakan harga saham sektor makanan olahan. (CNN Indonesia/Fajrian).

Selain itu, sambung dia, konsumsi vitamin masyarakat demi menjaga kesehatan selama beribadah puasa juga diperkirakan meningkat. Ini yang kemudian bakal mendatangkan cuan.

Hans melihat peluang lain. Ia menilai, emiten sektor aneka industri sub sektor otomotif, seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) juga akan ikut mendulang untung saat ramadan.

"Karena, orang biasanya mau menggunakan kendaraan untuk pulang kampung. Penjualan mobil bisa lebih kencang lagi, ini sentimen positif," imbuhnya.

Ramadan Undang Cuan Saham Barang Konsumsi dan PerdaganganPergerakan harga saham sektor farmasi. (CNN Indonesia/Fajrian).

Pantau Pergerakan Harga

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER