Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, pemerintah tak perlu melakukan impor untuk mencukupi ketersediaan pasokan bahan pangan selama ramadan dan jelang lebaran. Toh, impor tidak serta merta ampuh mengamankan pasokan.
Pasalnya, pasokan yang berlimpah justru dikhawatirkan berimbas negatif terhadap petani karena membuat harga tersungkur. Itu berarti, impor tak melulu menjaga kestabilan harga pangan.
Darmin menilai, menjaga rantai distribusi adalah kunci terpenting, dimulai dari pos produsen sampai ke tangan konsumen. Karena, jika pasokan melimpah, namun jalur distribusi tersendat, maka pasokan pangan di satu daerah menjadi menyusut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tak mesti (impor), ini lebih banyak urusan distribusinya. Tinggal mengatur nanti harganya jangan ketinggian. Kalau dia (pasokan pangan) produksinya makin banyak, harga tidak terlalu tinggi, otomatis (harga) akan turun," kata Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (7/6).
Darmin mengklaim, saat ini, pasokan sejumlah komoditas terbilang aman. Seperti, beras dan jagung. Tren pasokan dua komoditas tersebut sudah beralih dari impor menjadi terpenuhi oleh pasokan dalam negeri.
"Beras rasanya kita sudah mulai settle (mantap), walau belum berarti bisa swasembada. Tapi, tingkat itu bisa tercapai. Jagung juga sedang kami usahakan, sekarang tidak ada impornya," imbuh Darmin.
Dengan pengendalian distribusi tersebut diyakini pemerintah bisa perlahan menyeret laju inflasi agar tak menjulang terlalu tinggi di bulan ini dan terkendali hingga akhir tahun nanti. Sehingga, diharapkan target inflasi pemerintah yang sebesar 4,0 persen plus minus 1,0 persen masih bisa terpenuhi.
Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Mei 2017, inflasi bulanan (month to month/mtm) Indonesia sebesar 0,39 persen. Sedangkan, infasi tahun berjalan (year to date/ytd) sebesar 1,67 persen dan inflasi tahunan (year on year/yoy) 4,33 persen.
Adapun, di tahun depan, pemerintah menargetkan inflasi bisa menurun di kisaran 3,5 persen plus minus 1,0 persen.