Terpilih Jadi Bos Baru, Wimboh Janji Perkuat Peran OJK

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jun 2017 09:21 WIB
Wimboh berhasil mengalahkan Sigit Pramono dalam pemungutan suara yang dilakukan anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat semalam, dengan mengantongi 50 suara.
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Terpilih Periode 2017-2020 Wimboh Santoso akan berusaha memperkuat sinergi dan kerjasama dengan berbagai pihak, untuk memajukan industri keuangan Indonesia. (Detikcom/Grandyos Zafna)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Terpilih Periode 2017-2020 Wimboh Santoso menyatakan, akan memperkuat peran OJK dalam menciptakan industri keuangan nasional yang maju. Dengan demikian, industri keuangan akan mampu mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

"Saya bersyukur dan berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan. Ke depan, tentu saya akan berusaha memperkuat sinergi dan kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, Bank Indonesia, DPR dan elemen lainnya, untuk memajukan industri keuangan Indonesia," tutur Wimboh melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat (9/6).

Seperti diberitakan sebelumnya, Wimboh berhasil mengalahkan Sigit Pramono dalam pemungutan suara yang dilakukan anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) semalam. Wimboh mengantongi 50 suara anggota. Sementara itu, Sigit hanya mendapatkan 4 suara dan 1 suara dinyatakan abstain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di depan Komisi XI DPR awal pekan ini, Wimboh mengusulkan "Proposal Integrasi Kebijakan dan Pengawasan untuk Pembangunan Berkeadilan yang Inklusif".

Dalam paparan tersebut, Wimboh menyampaikan lima program kerja menengah panjang untuk meningkatkan stabilitas dan kesejahteraan yang inklusif.

Pertama, program stabilitas keuangan dan efektivitas pengawasan. Hal itu dilakukan dengan meningkatkan koordinasi untuk menjaga sisem keuangan dan menjadkan sistem pengawasan industri jasa keuangan yang efektf sebagai alat detesi dini gangguan.

Kedua, program penguatan kebijakan melalui penguatan riset dan perumusan kebijakan yang mendukung sektor pembiayaan prioritas, termasuk kompetisi dan efisiensi industri jasa keuangan.

Ketiga, program kebijakan mikro dengan meningkatkan pendalaman pasar keuangan dan pemetaan usaha UMKM berdasarkan cluster untuk mempermudah akses jasa keuangan, termasuk optimalisasi manfaat layanan keuangan berbasis teknologi (financial technology/fintech).

Keempat, program pendalaman pasar keuangan melalui pengkayaan produk keuangan pasar modal dan penguatan industri keuangan syariah yang handal dan modern. Terakhir, program transformasi OJK melalui transformasi organisasi dan penguatan kapabilitas Sumber Daya Manusia menuju organisasi OJK yang kredibel dan terdepan.

Lebih lanjut, terpilihnya pria kelahiran Boyolali, 15 Maret 1957 ini membawa sejumlah harapan dari stakeholder terkait, baik dari otoritas keuangan lainnya maupun pelaku jasa keuangan.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah berharap pimpinan DK OJK yang baru memiliki kemampuan serta mampu menjaga kerja sama yang baik antara otoritas-otoritas di bidang keuangan. "Kami secara bersama kan menjadi anggota di Komite Stabilitas Sistem Keuangan, ini memerlukan kerjasama dan koordinasi yang baik, baik dalam situasi yang normal, apalagi dalam kondisi yang krisis," ujar Halim.

Kerja sama itu, lanjut Halim, tidak hanya dalam konteks memberikan informasi, tetapi juga menjaga agar sistem keuangan perbankan bisa memberikan peringatan di awal saat akan menghadapi krisis dan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartiko Wirjoatmodjo menyambut baik terpilihnya Wimboh. Menurutnya, Wimboh merupakan calon yang tepat mengingat latar belakang Wimboh di bidang regulator yang tak asing dengan kondisi dunia internasional.

"Kami berharap Pak Wimboh mampu membawa angin perubahan dalam sektor keuangan Indonesia, mendorong transparansi dan keterbukaan OJK, dan mampu berinovasi untuk mendorong peran sektor keuangan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan," ujar pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk ini.

Sebagai informasi, Wimboh menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada 1983. Berbekal gelar Sarjana Ekonomi itu,dia meniti karier sebagai pengawas bank di BI. Wimboh kemudian sempat menempuh pendidikan S2 jurusan administrasi bisnis di Universitas Illinois, Amerika Serikat dan pendidikan S3 di bidang ekonomi dan perbankan dari Loughborough, Inggris.

Pada 2012, Wimboh pernah menjabat sebagai kepala perwakilan BI di New York.  Wimboh juga sempat menjabat sebagai Direktur eksekutif International Monetary Fund (IMF) pada 2013- 2015, sebelum akhirnya menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER