Jakarta, CNN Indonesia -- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menyatakan telah terjadi insiden kebakaran minor yang menimpa salah satu pabrik. Perusahaan petrokimia ini menjelaskan, butuh satu bulan untuk bisa beroperasi lagi secara maksimum.
Direktur Chandra Asri Suryandi menjelaskan, insiden kebakaran terjadi pada pipa masuknya bahan baku naphta ke salah satu unit tungku (
furnace) pabrik perusahaan di Cilegon pada Sabtu (10/6) pukul 16.45 WIB. Kebakaran tersebut mampu ditangani oleh pemadam internal perusahaan.
"Kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa baik karyawan maupun kontraktor, kecuali satu karyawan yang mengalami luka bakar ringan," jelasnya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (12/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, penyebab kebakaran masih dalam tahap penyelidikan dan operasi pabrik tetap berjalan pada tingkat yang rendah selama insiden. Suryandi menjelaskan, naphta
cracker akan kembali beroperasi pada tingkat sekitar 90 persen dalam seminggu.
"Diperkirakan membutuhkan waktu satu bulan untuk perbaikan dan kembali beroperasi pada tingkat operasi maksimum," jelas Suryandi.
Perusahaan, lanjutnya, telah mengambil langkah cepat untuk mengatasi insiden tersebut dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait. Hal itu sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menempatkan keamanan dan keselamatan sebagai prioritas utama dalam operasional pabrik.
Dari sisi kinerja, sebelumnya Chandra Asri membukukan pendapatan bersih sebesar US$632,7 juta pada kuartal I tahun ini, meningkat 77 persen dibandingkan US$358,2 juta pada periode sama tahun lalu.
Kenaikan pendapatan pada triwulan pertama 2017 didorong peningkatan volume penjualan sebesar 37 persen menjadi 554KT dari 405KT. Kinerja mengkilap itu dibarengi dengan marjin laba kotor yang lebih tinggi sebesar 28 persen dibandingkan dengan 17 persen pada kuartal pertama 2015.
Alhasil, laba bruto meningkat hampir tiga kali lipat, dari US$61,9 juta, menjadi US$176,3 juta. Sehingga, anak usaha Grup Barito itupun mencetak laba bersih sebesar US$107,8 juta, meningkat 181 persen dari US$38,4 juta pada triwulan pertama tahun lalu.