Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Senin (11/6), karena harga minyak mentah dunia berpotensi melemah ke level US$40 per barel.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, harga minyak mentah dunia pekan lalu berakhir di level US$45 per barel. Hal itu menjadi salah satu sentimen negatif bagi laju IHSG sepanjang pekan lalu.
"Pergerakan IHSG masih akan sama, karena masalah harga minyak mentah dunia," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/6).
Selain itu, aliran dana asing juga cenderung mengalami penurunan pada pekan ini. Pasalnya, pelaku pasar tengah menanti kepastian The Fed dalam merealisasikan rencananya mengerek tingkat suku bunga acuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, IHSG cenderung bergerak terbatas dengan kecenderungan menurun," terang Edwin.
Selanjutnya, pelemahan harga sejumlah komoditas selain minyak mentah dunia akan menjadi sentimen negatif tambahan bagi pergerakan IHSG hari ini hingga akhir pekan.
Edwin memprediksi, IHSG pada hari ini bergerak dalam rentang support 5.630 dan resistance 5.719. Sementara, sepanjang pekan, IHSG diperkirakan berada dalam rentang support 5.580 dan resistance 5.750.
"Pelaku pasar juga memperhatikan harga komoditas, harga nikel, timah, dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) terus turun," papar Edwin.
Setali tiga uang, Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada menyebut bahwa IHSG membutuhkan stimulus untuk mengangkatnya ke zona hijau. Namun, menurutnya, belum ada hal yang akan membuat IHSG berbalik arah positif.
"Masih maraknya aksi jual yang dibarengi dengan minimnya sentimen yang cukup positif membuat laju IHSG cenderung tertahan," kata Reza dalam risetnya.
Melihat belum ada sentimen positif yang dapat mendongkrak pergerakan IHSG, ia memprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.648-5.661 dan resistance 5.696-5.718.
Sekadar informasi, sepanjang pekan lalu, IHSG turun tipis sebesar 0,01 persen ke level 5.675. Apabila diakumulasi, IHSG bergerak bervariasi sepanjang pekan lalu. Pada awal pekan, IHSG sempat berada di zona hijau sebelum akhirnya mengalami koreksi, karena aksi jual dan laju saham bursa global yang bergerak variatif.
"Pergerakan rupiah yang kembali tertekan turut membuat laju IHSG tertahan penguatannya meskipun saham-saham konsumer mencoba untuk menahannya," papar Reza.