Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Direktur Utama BRI Asmawi Syam ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), Jumat (14/7). Pengangkatan Asmawi diresmikan oleh SK-130/MBU/7/2017 tanggal 14 Juli 2017 yang disahkan melalui Menteri BUMN selaku RUPS PT Askrindo.
Jabatan yang diserahkan pada Asmawi sebelumnya kosong selama tiga bulan. Itu karena Dirut PT Askrindo sebelumnya, Budi Tjahjono diberhentikan pada tanggal 4 Mei 2017 melalui Surat Keputusan Menteri BUMN No. SK-91/MBU/05/2017 karena dugaan korupsi saat menjabat Dirut PT Jasindo. Ia jadi tersangka pembayaran komisi fiktif asuransi minyak dan gas BP Migas-KKKS.
Asmawi dipilih, menurut Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra, didasarkan pada rekam jejak kinerja, kapabilitas, pengalaman panjang, dan kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Asmawi menjabat sebagai Dirut BRI pada periode 2015-2017 serta Direktur Bisnis Kelembagaan BRI pada 2007-2014. Asmawi sangat dekat dengan BRI, mengingat ia memulai karier di bank BUMN itu sejak 1980. Berbagai jabatan manajerial telah ia tuntaskan.
Dipercaya menjadi Dirut PT Askrindo, Asmawi pun mengaku bangga. Ia ingin memperkuat peran PT Askrindo sebagai penjamin kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Katanya, dalam siaran pers yang diterima
CNNIndonesia.com, itu sejalan dengan misi PT Askrindo.
“Sejalan dengan misi menjalankan penugasan pemerintah untuk menjamin KUR, ke depannya Askrindo akan fokus dalam upaya-upaya untuk penguatan UMKM di Indonesia,” ujarnya.
Yang menjadi prioritas utama adalah peningkatan sinergi antara Askrindo dengan bank-bank penyalur KUR. “Salah satu prioritas utama adalah peningkatan sinergi,” tuturnya.
“Sinergi tersebut diharapkan dapat semakin memberikan dukungan dan kemudahan bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya,” katanya melanjutkan.
Hambra mengatakan, pengangkatan Asmawi bisa membawa kinerja Askrindo semakin meningkat dari sisi pendapatan penjaminan kredit. “Baik berupa penugasan pemerintah (KUR) maupun usaha yang berbasis komersial, premi asuransi, pendapatan subrogasi serta pendapatan dari hasil investasi,” ujar Hambra menerangkan.