Fitch Ratings Tegaskan Peringkat Utang Indonesia di 'BBB-'

CNN Indonesia
Kamis, 20 Jul 2017 10:52 WIB
Lembaga pemeringkat keuangan internasional, Fitch Ratings juga kembali menegaskan outlook Positif untuk Indonesia.
Lembaga pemeringkat keuangan internasional, Fitch Ratings juga kembali menegaskan outlook Positif untuk Indonesia. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga pemeringkat keuangan internasional, Fitch Ratings kembali menegaskan Long Term Foreign dan Local Currency Issuer Default Rating Indonesia di level 'BBB-' atau layak investasi dengan outlook Positif.

Analis Utama Fitch Ratings Thomas Rookmaaker menambahkan, peringkat penerbitan obligasi senior dan sukuk dengan mata uang domestik dan asing yang dikeluarkan melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia juga telah ditegaskan di level 'BBB-'.

"Peringkat Indonesia menyeimbangkan beban utang pemerintah yang rendah, prospek pertumbuhan yang baik dan terbatasnya eksposur terhadap risiko sektor perbankan dan beberapa faktor struktural yang tertinggal, termasuk standar tata kelola dan lingkungan bisnis," jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (20/7).

Ia menilai, Pemerintah Indonesia terus memperkuat kebijakan makroekonomi dengan fokus pada stabilitas makro dan pertumbuhan yang berkelanjutan sejak Fitch merevisi outlook Indonesia menjadi Positif dari Stabil di bulan Desember 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebijakan moneter dan nilai tukar mata uang dari Bank Indonesia (BI) telah mendukung peningkatan lebih lanjut dalam buffer valuta asingnya, yang mencapai titik tertingginya yang bersejarah sebesar US$125 miliar di bulan Mei 2017, 35 persen di atas titik terendah setelah intervensi pada musim panas 2013," katanya.

Selain itu, terdapat perlambatan kenaikan utang luar negeri perusahaan, yang sebagian karena persyaratan pinjaman eksternal BI yang dilaksanakan sejak 2015. Hal itu dinilai telah berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan keuangan eksternal Indonesia.

"Namun demikian, Indonesia masih bergantung pada komoditas untuk ekspor dan menopang defisit neraca berjalan, yang diperkirakan Fitch akan stabil kira-kira mendekati 2 persen dari Produk Domestik Bruto sampai 2019," jelasnya.

Sementara, asumsi pertumbuhan PDB yang dinilai lebih kredibel dalam anggaran yang direvisi untuk 2017 baru-baru ini disetujui di parlemen. Thomas menilai hal itu menggambarkan pergeseran yang nyata dari target pertumbuhan tahunan yang terlalu ambisius yang diadopsi dalam anggaran dalam beberapa tahun terakhir.

"Fitch memperkirakan pertumbuhan PDB riil akan meningkat menjadi 5,2 persen pada tahun 2017 dan 5,6 persen di tahun 2018, dari 5 persen di tahun 2016," jelasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER