Pemerintah Sebut Subsidi LRT Bisa Rp12 Ribu per Orang

CNN Indonesia
Senin, 31 Jul 2017 13:58 WIB
Subsidi tersebut bisa dilakukan setelah pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) melihat proyeksi pertumbuhan pengguna jasa LRT.
Subsidi tersebut bisa dilakukan setelah pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) melihat proyeksi pertumbuhan pengguna jasa LRT. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menyatakan, subsidi tahunan untuk proyek Light Rail Transit (LRT) bisa dihemat. Adapun, subsidi yang dimaksud digunakan agar tiket LRT bisa mencapai Rp12 ribu per orang.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, subsidi ini bisa ditekan setelah pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) melihat proyeksi pertumbuhan pengguna jasa LRT.

Jika sebelumnya pertumbuhan pengguna diproyeksi 5 persen per tahun, maka ada kemungkinan pertumbuhan bisa mencapai 7 persen dari ramalan penumpang di tahun pertama sebanyak 116 ribu orang.

"Saya sudah sampaikan, pertumbuhan itu bisa digoyang menjadi 6 persen sampai 7 persen. Begitu pertumbuhan 7 persen, maka subsidi akan turun," kata Budi ditemui di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Senin (31/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila pertumbuhan penumpang berada di angka 5 persen, Budi mengatakan bahwa subsidi yang akan diterima KAI mencapai Rp16 triliun dalam 12 tahun ke depan. Meski demikian, ia belum menghitung besaran efisiensi subsidi yang bisa dilakukan.

"Tapi memang seumpama pertumbuhan tidak 5 persen, ya subsidinya akan turun," jelasnya.

Melengkapi ucapan Budi, Kepala Divisi LRT Ahmad Najib Tawangalun menuturkan, skema subsidi yang nanti diberikan berbeda dengan subsidi pemerintah kepada Kereta Rangkaian Listrik (KRL).

Adapun, subsidi ini nantinya digunakan untuk menutupi biaya operasional LRT dalam setahun. Meningkatnya pertumbuhan penumpang nantinya akan menghasilkan pendapatan yang besar, sehingga bisa menutupi biaya operasional LRT per tahunnya.

"Ini skemanya tidak seperti KRL. Bukan subsidi tiket, bukan potongan tiket. Jadi dalam hal ini, kebutuhan operasionalnya dikali sekian Rupiah, dan pendapatannya sekian Rupiah, jadi selisih itulah yang ditutup. Semakin banyak penumpang, semakin turun subsidinya. Kalau KR.L kan semakin banyak penumpang maka subsidi yang dibutuhkan makin besar," kata Najib.

Dengan proyeksi pertumbuhan penumpang yang lebih baik, Najib berujar bahwa tingkat keekonomian proyek bisa lebih baik.

"Makanya ini yang jadi pertimbangkan kami, bahwa LRT ini harus diopeasikan dengan baik. Segala pendapatan, penumpang dan hal yang lain itu perlu dikaji karena bisa mengurangi bantuan (subsidi)," pungkasnya.

Sebagai informasi, proyek LRT ini sedang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan dioperatori oleh KAI sesuai Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017. Adapun, total iinvestasi yang dibutuhkan untuk proyek ini tercatat Rp21,7 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER