Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat Perikanan dan Kelautan di Sulawesi Tengah, Fadly Y Tantu, menyatakan, kebijakan pemerintah saat ini belum berpihak kepada petani garam. Pemerintah juga disebut belum berpihak pada potensi daerah untuk pengembangan produksi garam.
"Seharusnya Sulawesi di bagian tengah ini menjadi daerah-daerah penghasil garam, menjadi pusat pengembangan garam," kata dia, di Palu, Minggu (6/8), dikutip
Antara.Dosen Universitas Tadulako itu menyebut Sulawesi Tengah punya posisi strategis berlokasi di pusat garis khatulistiwa, dengan intensitas panas matahari cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini membantu proses penguapan dalam pembuatan garam dari air laut," ujarnya.
Selain itu, kata dia, wilayah provinsi yang luas menjadi keuntungan lain karena didukung daerah teluk yang bisa dijadikan tempat perluasan tambak-tambak garam.
"Tetapi dukungan pemerintah masih sangat kurang, kebijakan keberpihakan kepada petani garam sangat dibutuhkan," terangnya.
Fadly menyebut daerah Kabupaten Donggala menuju Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Parigi Moutong hingga Kabupaten Banggai punya garis pantai panjang yang bisa dimanfaatkan.
Bahkan, sejak lama warga Palu telah mengembangkan tambak garam di Teluk Palu, khususnya di sekitar Pantai Talise. Tapi, karena tidak didukung pemerintah, industri tersebut tidak berkembang dan imbasnya tergusur industri lain.
Di sisi lain, Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bambang Soesatyo, menyebutkan, lahan memang menjadi kendala produksi garam di Indonesia.
"Produksi garam memerlukan lahan luas. Di Australia banyak lahan. Kita susah cari lahan, kecuali di luar Pulau Jawa," katanya.