Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia mengincar sejumlah kesepakatan kerja sama dagang dengan kawasan Eurasia. Ukuran pasar Eurasia yang besar dengan pertumbuhan kelas menengah yang mumpuni membuat pemerintah tergiur.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, dalam kunjungan kerja di Moskow, pelaku bisnis Rusia sangat menaruh hati untuk bermitra dengan Indonesia. Ia menjelaskan, terdapat partisipasi lebih dari 300 pelaku bisnis.
“Semakin nyata gambaran potensi bisnis yang perlu digarap oleh Indonesia untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan Rusia maupun Eurasia. Saya menyambut baik antusiasme mereka yang sangat besar ini," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin, (7/8).
"Saya menghargai partisipasi sejumlah gubernur dan pejabat setingkat bupati atau walikota Rusia yang hadir dalam forum bisnis dan bertemu dengan para pengusaha dari Indonesia beserta pimpinan dan anggota KADIN Daerah”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enggar menjelaskan, kehadiran pejabat dan KADIN sejumlah daerah ini memungkinkan dilakukannya kontak bisnis secara langsung, mengingat beberapa pengusaha Rusia sudah memiliki rencana khusus untuk mengembangkan kerja sama di daerah-daerah Indonesia.
Duta Besar RI di Moskow, M. Wahid Supriyadi, pun mengakui bahwa tingkat partisipasi yang tinggi tersebut di luar perkiraan penyelenggara. Ia menyatakan bahwa pelaku bisnis Rusia sangat berminat untuk bermitra dengan Indonesia.
Namun, niat tersebut perlu terus didorong melalui forum bisnis untuk lebih memahami berbagai kebijakan yang berlaku di Indonesia dan bertemu langsung dengan calon mitra yang potensial.
Lebih lanjut, ia mengaku antusiasme pelaku usaha dan masyarakat Rusia kembali terlihat pada pembukaan Festival Indonesia ke-2 di Hermitage Garden, Moskow, yang berlangsung hingga Minggu (6/8).
 (Thinkstock/Javen Lin) |
"Ribuan masyarakat Moskow memenuhi Hermitage Garden yang menampilkan 70 stan yang memamerkan produk khas tanah air. Banyak pengunjung antusias menikmati berbagai sajian kuliner nusantara dan mengenal tampilan budaya sejumlah daerah di Indonesia," katanya.
Terlihat pula sejumlah pengunjung yang antusias datang mengenakan busana batik. Enggar mengungkapkan jumlah pengunjung Festival Indonesia kali ini jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.
“Apa yang kita saksikan di Hermitage Garden ini sungguh membesarkan hati. Tidak sedikit masyarakat Rusia dan penduduk Moskow yang terasa begitu akrab dengan Indonesia, baik melalui sentuhan budaya, maupun sajian kuliner. Ini potensi ekonomi yang sangat besar untuk digarap, karena mereka memiliki keterikatan khusus dengan Indonesia,” jelas Enggar.
Pertemuan yang lebih substantif dilakukan Mendag Enggar dengan Menteri Urusan Integrasi dan Makroekonomi dari Komisi Ekonomi Eurasia Valovaya Tatyana Dmitriyevna.
Pada pertemuan tersebut, Menteri Valovaya menanggapi permintaan resmi Indonesia yang disampaikan pada Mei 2017 silam untuk mengkaji bersama kemungkinan diadakannya perundingan kesepakatan dagang antara Indonesia dan Eurasia.
Dari pertemuan ini kedua pihak sepakat membentuk sebuah kelompok kerja untuk membahas isu-isu perdagangan seraya memulai proses kajian bersama
terkait perjanjian perdagangan.
“Eurasia yang terdiri dari Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia merupakan pasar yang belum kita eksplorasi penuh. Total ekspor Indonesia ke kawasan Eurasia pada 2016 mencapai US$1,28 miliar, meski US$1,26 miliar di antaranya adalah ekspor Indonesia ke Rusia. Namun, dari ukuran pasarnya yang mencapai sekitar 184 juta jiwa dengan kelas menengah yang tumbuh cepat, Eurasia harus mendapatkan perhatian khusus,” ungkap Enggar.
Kedua Menteri sepakat untuk menugaskan pejabat senior untuk menindaklanjuti pertemuan ini, terutama untuk membentuk sebuah Kelompok Kerja Bersama. Kelompok ini diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan perdagangan dan investasi, sembari membangun rasa percaya diri untuk merundingkan perjanjian perdagangan yang mengikat secara hukum.
(gir)