Jakarta, CNN Indonesia -- Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (BI) mencatat, pencairan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) hingga kuartal kedua tahun ini mencapai Rp474 miliar. Jumlah tersebut baru mencapai 15,3 persen dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) FLPP tahun 2017 sebesar Rp3,1 triliun.
Realisasi FLPP terbesar disalurkan ke Papua Barat kepada 673 unit rumah senilai Rp106,78 miliar. Kemudian disusul oleh Jawa Barat sebesa Rp47,49 miliar kepada 426 unit rumah, dan Sumatera Utara sebesar Rp42,03 miliar kepada 434 unit rumah.
Survei BI juga mengindikasikan sebagian besar konsumen atau sekitar 75,54 persen masih memilih Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial. Jumlah ini meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 74,31 persen.
Adapun tingkat bunga KPR yang diberikan perbankan pada kuartal kedua tahun ini berkisar antara 9,76 persen hingga 13,29 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data uang beredar BI, penyaluran KPR dan KPA tercatat sebesar Rp382,3 triliun, naik 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Sementara itu, kredit konstruksi tercatat naik 20,8 persen (yoy) menjadi Rp232,6 triliun dan kredit real estate naik 10,4 persen (yoy) menjadi Rp132 triliun.
(agi)