Bos BCA 'Alergi' Punya Satelit Setelah Gangguan Telkom-1

CNN Indonesia
Senin, 28 Agu 2017 14:55 WIB
BCA lebih memilih membayar sewa koneksi ATM melalui lima satelit, yaitu Telkom-1, Telkom-3S, APSTAR4, APSTAR5, dan Measat 3A.
BCA lebih memilih membayar sewa koneksi ATM melalui lima satelit, yaitu Telkom-1, Telkom-3S, APSTAR4, APSTAR5, dan Measat 3A. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk makin ogah berinvestasi pada penyediaan satelit, pasca gangguan satelit Telkom-1 yang terjadi akhir pekan lalu. Hal itu berbeda dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang baru saja memiliki satelit setelah merogoh kocek sekitar Rp3,3 triliun.

Seperti diberitakan sebelumnya, gangguan satelit milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk itu telah melumpuhkan 5.700 ATM dari total 17.210 ATM perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Makin begini, saya makin takut punya satelit. Kalau punya satu satelit, nanti hanya bergantung pada satu satelit," ujar Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja usai konferensi pers di Menara BCA, Senin (28/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jahja, saat ini, perbankan lebih memilih satelit komunikasi atau Very Small Aperture Terminal (VSAT) dibandingkan jaringan kabel telepon untuk menjaga koneksi ATM.

Pasalnya, selain lebih cepat, satelit bisa menjangkau daerah-daerah terpencil selama ada penangkap sinyal satelit.

Berbeda dengan kabel telepon yang membutuhkan jaringan kabel. Jangkauan jaringan telepon yang sekelas fiber optik masih terbatas.

Emiten berkode BBCA itu lebih memilih untuk membayar sewa koneksi ATM melalui lima satelit, yaitu Telkom-1, Telkom-3S, APSTAR 4, APSTAR 5, dan Measat 3A. Dengan sistem itu, perseroan bisa lebih fleksibel jika mengalami gangguan pada salah satu satelit.

Ia mencontohkan, penanganan gangguan koneksi satelit Telkom-1 di mana perseroan memutuskan mengalihkan koneksi 5.700 ATM yang bermasalah ke dua satelit lain, yaitu 2 ribu ATM ke APSTAR 5 dan sisanya ke Telkom-3S. Di sisi lain, perusahaan setiap bulannya harus membayar koneksi sekitar Rp2 juta per lokasi ATM.

Saat ini, perseroan memiliki ATM yang tersebar di 11.530 lokasi. Artinya, setiap bulannya perseroan harus merogoh kocek sekitar Rp23 miliar atau Rp276 miliar per tahun untuk biaya sewa koneksi satelit.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER