Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak bervariasi pada akhir pekan ini, Jumat (8/9), akibat keluarnya dana asing (capital outflow) yang masih berlanjut.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, kondisi pasar global yang rentan terkoreksi menjadi sentimen negatif bagi pergerakan IHSG. Risiko kekhawatiran geopolitik Korea Utara masih menjadi perhatian pelaku pasar secara global.
"Di sisi lain, nilai tukar rupiah cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS)," kata David dalam risetnya, dikutip Jumat (8/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, ia menilai, ada potensi bagi IHSG untuk menguat terbatas pada hari ini. Diprediksi, IHSG bergerak dalam rentang support 5.800 dan resistance 5.860.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG berpeluang bertahan di teritori positif seiring bertambahnya aksi beli pelaku pasar.
"Tidak dipungkiri adanya volume beli mampu menjaga IHSG tak berbalik turun," imbuh Reza dalam risetnya.
Umumnya, pelaku pasar tengah mengincar saham berkapitalisasi besar, seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Namun demikian, memang ia tak menampik jika aksi jual masih terus dilakukan sebagian pelaku pasar, terutama asing. Menurut dia, IHSG akan bergerak dalam rentang support 5.815-5.825 dan resistance 5.840-5.855.
Pada perdagangan kemarin, Kamis (7/9), IHSG ditutup menguat 8,17 poin (0,14 persen) ke level 5.832 setelah bergerak di antara 5.810-5.835. Penguatan itu beriringan dengan nilai tukar rupiah yang menguat di level Rp13.307 per dolar AS.
Kondisi itu berbeda dengan pergerakan bursa saham Wall Street yang bervariasi tadi malam. Dow Jones dan S&P500 turun masing-masing sebesar 0,1 persen dan 0,02 persen. Sementara, Nasdaq menguat 0,07 persen.