Gubernur Djarot Minta Pasar Grosir Pakai Sistem Nontunai

CNN Indonesia
Jumat, 08 Sep 2017 14:34 WIB
Menurut Djarot, pola transaksi dengan uang tunai di pasar tradisional harus diganti demi mengintegrasikan ekonomi kerakyatan.
Menurut Djarot, pola transaksi dengan uang tunai di pasar tradisional harus diganti demi mengintegrasikan ekonomi kerakyatan. (CNN Indonesia/Mesha Mediani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menegaskan bahwa semua transaksi kebutuhan pokok secara grosir, terlebih yang melibatkan pedagang kecil dan menengah, harus menggunakan sistem cashless atau non tunai.

Menurutnya, pola transaksi dengan uang tunai di pasar tradisional, harus diganti. Ia menilai hal itu perlu dilakukan demi mengintegrasikan ekonomi kerakyatan.

"Yang membedakan, kita fokus pada pedagang kelontong kecil. Supaya mereka mendapatkan harga yang murah," kata Djarot. Hal tersebut disampaikan dalam peresmian pasar Jakgrosir Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (8/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Djarot mengatakan, para pelanggan Jakgrosir wajib memiliki kartu khusus yang harus diregister di kasir.

"Enggak boleh semua belanja di sini. Ini untuk memastikan dia benar-benar pedagang, transaksinya harus cashless," kata Djarot.

Djarot menambahkan, Jakarta harus berperan sebagai contoh Pemprov yang menggunakan pola cashless, yakni gerakan masyarakat nontunai. Ia menyatakan hal ini seharusnya diterapkan di semua Pemda.

"Semuanya harus gunakan e-money, e-budgeting," ujar Djarot.

Warga yang bisa berbelanja, lanjutnya, hanyalah pemegang Kartu Jakarta Pintar, pedagang dan karyawan PD Pasar Jaya, dan pegawai Pemprov DKI.

Adapun pedagang yang hendak berbelanja komoditas di sana harus memiliki kartu khusus pedagang yang saat ini sudah mulai disebarkan di sejumlah pasar, yakni Pasar Induk Kramat Jati, UPB Kramat Jati, Pasar Pramuka dan UPB Jatinegara, dan akan terus berlanjut keseluruh pasar tradisional se-DKI.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, tidak ada iuran bagi para pemegang kartu khusus tersebut sebab setiap pemilik kios di PD Pasar Jaya memiliki kartu pedagang.

Arief menyatakan, ada proteksi berupa foto pemilik kartu yang akan tampil di komputer kasir, guna mencegah kartu dipindahtangankan. Selain itu, Arief menyebut pihaknya sedang mengembangkan aplikasi daring (online) dengan menggaet beberapa perusahaan.

"Pedagang enggak perlu sulit datang. Kami akan menyiapkan pola sistem online. Jadi ordernya bisa pakai aplikasi," kata Arief.


Sedangkan untuk pemilik warung kelontong, akan dibuatkan kartu UMKM yang teknis registrasi dan distribusinya masih akan dibahas lebih lanjut.

Dalam tahap awal, ada sebanyak 2.114 item barang yang dijual di Jakgrosir berupa makanan, minuman, juga alat-alat kebutuhan rumah tangga.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER