Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 52 eksportir yang hadir dalam pameran dagang the 14th China-ASEAN Expo 2017 di Nanning, China, diharapkan bisa mendorong surplus neraca perdagangan antara Indonesia dan China.
Pameran yang diselenggarakan setiap tahun itu mempertemukan pelaku usaha dari 10 negara di kawasan Asia Tenggara dengan importir China.
Kementerian Perdagangan mengirim sebanyak 52 eksportir nasional yang bergerak di sektor makanan dan minuman,
consumer good, home decoration, dan
furniture. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank turut berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus gencar promosi ekspor ke China untuk menyeimbangkan hubungan perdagangan," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian perdagangan Arlinda seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu(13/9).
Mengacu pada target ekspor tahun ini, sambungnya, strategi pengembangan pasar ekspor produk Indonesia di China menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Dalam pameran tersebut, Indonesia Eximbank bersama pemerintah menempati paviliun city of charm dengan luas 108 m persero. Sebanyak 52 eksportir akan berada di paviliun Indonesia dengan luas 2.160 m persegi.
Pameran ini dapat memberi kesempatan bagi eksportir untuk memulai interaksi bisnis, memperluas pasar di China, dan meningkatkan perdagangan ekspor Indonesia. Promosi tersebut diharapkan mampu mendorong eksportir mengembangkan pasar di China secara mandiri.
Direktur Pelaksana Indonesia Eximbank unit Pembiayaan UKME, Penjaminan, dan Asuransi Indra W. Supriyadi berhara, kehadiran Indonesia Eximbank pada pameran tersebut dapat meningkatkan volume perdagangan Indonesia ke China.
China dan ASEAN merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia dengan nilai ekspor nonmigas masing-masing US$10,7 miliar dan US$18,2 miliar selama Januari-Juli 2017. Bagi Indonesia Eximbank, China dan ASEAN adalah destinasi utama ekspor dari sejumlah debitur.
Selama 2016, terdapat 54 debitur yang memasarkan produk ekspornya ke China dengan nilai penjualan mencapai US$1,1 miliar dengan komoditas terbesar batubara, pulp, kertas, besi baja, dan bahan kimia anorganik.
Sementara ke ASEAN, sebanyak 75 debitur dengan nilai penjualan mencapai US$1,5 miliar dengan komoditas terbesar adalah kertas, perhiasan, mineral, CPO, dan bahan kimia organik.
"Peluang melakukan diversifikasi produk ekspor ke dua destinasi tersebut masih sangat terbuka," katanya.