Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengusulkan adanya direktur khusus untuk saham berbasis syariah guna memfokuskan pengembangan saham syariah.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, usulan ini akan segera dibicarakan bersama pihak regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, BEI hanya punya kepala divisi khusus untuk saham syariah.
"Di Malaysia ada direktur khusus syariah, saya berpendapat ini harus lebih dibesarkan dan diberikan perhatian," kata Tito, Kamis (14/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebutuhan adanya direktur khusus ini semakin tinggi karena transaksi saham di BEI didominasi oleh saham berbasis syariah. Berdasarkan catatan bursa, secara rata-rata komposisi jumlah transaksi saham syariah mencapai 62 persen.
"Kemudian 55 persen kapitalisasi pasar di BEI merupakan saham-saham syariah atau juga 56 persen nilai transaksi saham di BEI dilakukan di saham syariah," sambungnya.
Sementara itu, selain adanya direktur khusus, Tito juga memandang perlu adanya end to end produk syariah. Menurutnya, hal ini juga perlu melibatkan broker.
"Karena sekarang banyak investor dia uangnya Rp10 juta tapi tabungan sahamnya Rp1 miliar. Dia bilang
jualin dong sahamnya, nanti saya beli nah kalau syariah tidak boleh karena harus sejumlah uang baru boleh," papar Tito.
Adapun, ia menyebut pertumbuhan kinerja saham syariah terbilang dua kali lipat dibandingkan dengan saham konvensional.
Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan transaksi saham syariah mencapai 70,7 persen dibandingkan dengan saham non syariah yang hanya 25,4 persen. Sementara, pertumbuhan rata-rata frekuensi sebesar 185,7 persen.
Sebagai informasi, BEI baru saja mendapatkan penghargaan dari Global Islamic Fiannce Award (GIFA) dengan kategori The Best Supporting Institution for Islamic Finance of The Year 2017.