Jakarta, CNN Indonesia -- Sinarmas Cepsa Pte Ltd berharap bisa meraih pangsa pasar
fatty alcohol sebesar 5 persen dunia. Perusahaan tersebut merupakan anak usaha patungan antara yang merupakan usaha gabungan Grup Sinarmas dan perusahaan asal Spanyol, Compañía Española de Petróleos S.A.U, (CEPSA).
Fatty alcohol merupakan produk turunan dari minyak nabati dan produksinya bisa dilakukan usai perusahaan itu meresmikan pabrik
olechemical pertamanya di Dumai, Riau.
Deputy CEO Sinarmas Cepsa Jose Maria Solana menuturkan, saat ini kebutuhan fatty alcohol dunia mencapai 3 juta ton per tahunnya. Sementara itu, melalui pabrik barunya, perusahaan bisa memproduksi 160 ribu fatty alcohol per tahun. Dengan kata lain, perusahaan bisa berkontribusi 5,33 persen ke pasar dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini baru langkah pertama dan ini bisa ditingkatkan. Sebab, produksi oleochemical kami saat ini 200 ribu ton per tahun dan bisa ditingkatkan ke angka 260 ribu ton per tahun," jelas Solana di Dumai, Riau, Kamis (14/9).
Menurutnya, seluruh
fatty alcohol ini akan dijual secara global melalui tim pemasaran yang berpusat di Eropa dan Singapura. Selain itu, produk ini juga akan disalurkan sebagai bahan baku pabrik sulfonasi di Jerman yang sebelumnya telah diakuisisi Sinarmas Cepsa dari Gemini Holding AG di tahun 2015 silam.
CEO Sinarmas Cepsa Kung Chee Wan menambahkan, pabrik sulfinasi itu nantinya akan memproses
fatty alcohol menjadi produk turunan seperti deterjen dan shampoo yang nantinya akan dipasarkan di Eropa Barat dan Eropa Timur. Karena sudah dapat kontrak, maka perusahaan tak ragu mencari pembeli dan bisa mudah menggapai pangsa pasar yang diinginkan.
"Ini merupakan sinergi yang baik, di mana Sinarmas selama ini merupakan produsen minyak kelap sawit dan CEPSA merupakan pemain utama untuk produk surfaktan," jelas Kung.