Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyatakan bahwa per tanggal 25 September 2017, perkembangan konstruksi MRT secara keseluruhan sudah mencapai 80,15 persen.
Direktur MRT Jakarta William Sabandar menyatakan, pemasangan
track railway juga telah dipasang sepanjang 1.360 meter dari keseluruhan total panjang rel, kurang lebih 36 ribu meter. Sementara, pengerjaan proyek MRT Jakarta struktur bawah tanah telah selesai 90,22 persen, adapun struktur layang sendiri selesai hingga 70,16 persen.
"Kemudian
underground section (struktur bawah tanah) itu sudah 90,22 persen. Target kami tetap 93 persen di akhir tahun ini. Masih punya waktu tiga bulan, paling tidak kami akan ada di angka 90 sampai 91 persen," kata William saat memaparkan perkembangan progres MRT di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan progres itu, William yakin bahwa MRT bisa beroperasi sesuai target operasional.
"Target operasional itu Maret 2019 karena ini komitmen kami. (Saat) Asian Games 2018 pasti enggak bisa beroperasi," kata William.
William menambahkan, pada Agustus 2018, konstruksi fisik MRT diharapkan sudah selesai. Sehingga tiga bulan sebelum beroperasi, akan dilakukan trial run atau uji coba menjalankan MRT tanpa penumpang.
Terdapat 13 stasiun yang sedang dibangun saat ini, yaitu 7 stasiun layang di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja, dan 6 stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Pada fase 1 ini panjang jalur Lebak Bulus - Bundaran HI adalah 16 kilometer. Jalur tersebut dapat melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta, terdiri dari 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan.
Total tempuh rute tersebut adalah 30 menit dengan jarak antarkereta ditargetkan 5 menit sekali. Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC).
Selain itu, rel kereta api MRT Jakarta akan menggunakan Direct Fixation Tract, Anti Vibration Sleeper, PC Sleeper, dan Ballasted Track.
“Rel kereta api fase 1 ini berstruktur Direct Fixation Tract dengan Anti Vibration Sleeper, untuk jalur layang, dan Direct Fixation Track dengan PC Sleeper untuk jalur bawah tanah, dan Ballasted Track untuk di depo,” tambah William.
Sedangkan fase 2 yang melayani rute Bundaran HI-Kampung Bandan ditargetkan mulai dibangun pada Oktober 2018.
Pemerintah berencana membangun MRT Jakarta untuk dua koridor, yakni selatan-utara dan timur-barat (Cikarang, Bekasi-Balaraja, Banten). Koridor timur-barat akan mulai dibangun pada tahun 2020, membentang sepanjang 87 km.