Survei BI: Penjualan Ritel Lesu di September

Agustiyanti | CNN Indonesia
Jumat, 10 Nov 2017 11:17 WIB
Menurut survei BI, perlambatan penjualan ritel terutama didorong oleh melambatnya penjualan ritel makanan dan turunnya penjualan ritel nonmakanan.
Menurut survei BI, perlambatan penjualan ritel terutama didorong oleh melambatnya penjualan ritel makanan dan turunnya penjualan ritel nonmakanan. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia menunjukkan, indeks penjualan riil (IPR) pada September 2017 hanya tumbuh 1,8 persen (year on year/yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 2,2 persen (yoy). Perlambatan penjualan ritel terutama didorong oleh melambatnya penjualan ritel makanan dan turunnya penjualan ritel nonmakanan.

"Kelompok makanan tumbuh 7,6 persen (yoy), melambat dibanding bulan sebelumnya. Sementara kelompok nonmakanan, mengalam kontraksi yang semakin dalam dari -5,9 persen pada Agustus 2017 menjadi 6,2 persen pada September 2017," jelas BI dalam surveinya, dikutip Jumat (10/11).

Survei BI mengindikasikan kontraksi pertumbuhan tahunan IPR pada 3 kota, dengan kontraksi terdalam terjadi di Denpasar, yakni sebesar 12,6 persen.

Penjualan ritel juga diperkirakan akan kembali tumbuh melambat pada Oktober 2018 dengan pertumbuhan hanya sebesar 1,3 persen (yoy). Perlambatan terutama dikontribusi oleh kontraksi kelompok nonmakanan sebesar -9,4 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan bulan sebeumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan penjualan (nonmakanan) disebabkan penuruanan penjualan produk elektronik," terang BI.

Penjualan ritel diperkirakan BI baru akan kembali meningkat pada Desember 2017. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) 3 bulan yang akan datang sebesar 153,1, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 141.

Seiring penjualan yang meningkat, tekanan kenaikan harga juga diperkirakan akan meningkat pada Desember dibanding bulan sebelumnya. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER