Belanja Diproyeksi Mekar, Menkeu 'Ronda' Awasi Defisit APBN

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 14 Nov 2017 14:49 WIB
Pemerintah perlu mengantisipasi pembiayaan anggaran jelang meningkatnya belanja K/L, karena tak bisa mengandalkan penerimaan pajak semata.
Pemerintah perlu mengantisipasi pembiayaan anggaran jelang meningkatnya belanja K/L, karena tak bisa mengandalkan penerimaan pajak semata. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan akan meningkatkan pengawasan defisit anggaran dari dua kali dalam sebulan menjadi sepekan sekali. Upaya ini perlu dilakukan mengingat belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) diproyeksikan mekar jelang penutupan tahun ini.

Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Scenaider Siahaan mengungkapkan, pemerintah perlu mengantisipasi pembiayaan anggaran jelang meningkatnya belanja K/L.

Apalagi, pemerintah agak khawatir mengandalkan penerimaan pajak untuk membayar belanja, mengingat penerimaan pajak masuk hanya di tanggal-tanggal tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Karena pajak ini masuknya di tanggal-tanggal tertentu seperti tanggal 10 dan 15 setiap bulannya. Sementara untuk belanja, ada K/L yang bisa cairkan tiap hari. Jadi situasinya kayak gini, ada kemungkinan terjadi (penambahan pembiayaan), tapi kami belum lihat itu sekarang,” jujarnya di kantornya, Selasa (14/11).

Pun demikian, Scenaider mengatakan, saat ini, defisit APBN masih dapat dijaga dengan baik. Dari target deifisit APBNP 2017 sebesar 2,67 persen, realisasinya per September tercatat 2,02 persen.

Diharapkan, angka ini bisa tetap terjaga hingga akhir tahun nanti karena penerimaan pajak ditarget akan menumpuk di akhir tahun di tengah prediksi peningkatan belanja.

Ia meyakini, pembiayaan eksternal juga masih mumpuni untuk menopang belanja hingga akhir tahun, meskipun pembiayaan dari Obligasi Ritel Indonesia seri 014 (ORI014) yang ditawarkan September lalu masih berada di bawah target indikatif. 

Sekadar informasi, penerbitan ORI 014 hanya mampu menambah pundi negara sebesar Rp8,9 triliun atau masih jauh dari target indikatifnya, yakni Rp20 triliun.

“Untuk ORI014, kami sudah antisipasi dengan lelang surat utang sebelumnya yang di-upsize. Defisit pun kami harap masih berada di angka target karena penerimaan pajak masih on track juga,” paparnya.

Selain itu, Scenaider bilang bahwa pemantauan defsiit ini nantinya menghasilkan keputusan terkait pemerintah bisa melakukan pendanaan awal untuk anggaran tahun 2018 atau pre-funding. “Nanti keputusannya dilihat berdasarkan kondisi menjelang akhir tahun,” pungkasnya.

Sebagai informasi, target penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun ini tercatat Rp712,9 triliun. Sementara itu, pembiayaan defisit melalui SBN dipatok Rp433 triliun di dalam APBNP 2017, di mana realisasinya hingga Agustus kemarin mencapai Rp346,9 triliun. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER